Pasuruan -
Sebanyak 700-an perangkat desa yang tergabung dalam Persatuan
Perangkat Desa Indonesia (PPDI) Kabupaten Pasuruan menggelar aksi unjuk
rasa. Aksi mereka ini sebagai wujud kekesalan karena tuntutan yang sudah
sering disampaikan tidak digubris.
Ratusan perangkat desa datang
ke gedung DPRD dengan menggunakan sepeda motor. Aksi dimulai dari
alun-alun Bangil. Setelah sampai di gedung dewan, perwakilan langsung
menyuarakan tuntuannya.
Ada 8 poin tuntutan yang mereka suarakan.
namun ada dua tuntutan yang ditekankan para perangkat desa dalam aksi
tersebut, yakni agar perangkat desa segera diangkat jadi Pegawai Negeri
Sipil (PNS) dan Jaminan Kesehatan Perangkat Desa.
"PNS harga
mati. Jaminan kesehatan juga harga mati. Kita harus memperjuangkannya
sampai titik darah penghabisan. Bagi mereka yang tidak ikut demo hari
ini berarti banci!" seru Bandi Kepala Desa Kejapanan yang juga Ketua
Umum Persatuan Perangkat Desa Indonesia Kabupaten Pasuruan (PPDI), Rabu
(28/9/2011).
Para perangkat desa juga menuntut uang purna tugas
sebesar 20 juta rupiah dibayarkan tepat waktu. Selain uang purna tugas,
perangkat desa juga menuntut santunan kematian sekurang-kurangnya 20
juta kepada ahli waris.
Para perangkat desa juga menuntut
pembayaran Tunjangan Pendapatan Aparatur Pemerintah Desa (TPAPD)
disesuaikan dengan amatan Pasal 27 PP No 72 Tahun 2005.
"Sesuai
Peraturan Pemerintah, TPAPD harus dibayarkan tiap bulan, tapi
kenyataannya banyak yang tidak mendapatkannya," kata Muhlis Kades
Andonosari Kecamatan Tutur saat berorasi.
Para perangkat desa
juga membawa puluhan bendera merah putih dan bendera PPDI. Beberapa
poster bertuliskan "PNS Harga Mati", "Jaminan Sosial Harga Mati" dan
"Boikot PBB 2011" juga dibawa oleh para pengunjuk rasa.
(bdh/bdh)(detiksurabaya)
Langganan:
Postingan (Atom)