Ciamis. Gabungan
Kelompok Petani (Gapoktan) Banyu Metu Sejahtera Desa Paledah Kec.
Padaherang merintis Kawasan Wisata Agro (KWA). Pada tahap awal, Gapoktan
Banyu Metu akan mencoba membangun rencana tersebut di atas lahan seluas
5 hektar di Dusun Cibulak Desa Paledah.
Ketua Gapoktan Banyu Metu, Warino, Minggu (16/10), di kediamannya, mengatakan, potensi agrowisata di kawasan pakidulan
cukup menjanjikan. Saat ini, kata dia, di wilayah tersebut terdapat
pertanian Kakao, Ternak Sapi 120 ekor, Ternak Kambing Jawa Randu 300
ekor dan Itik Petelur 7.500 ekor.
Warino mengungkapkan, pihaknya ingin memajukan wisata di Pakidulan
Ciamis berbasiskan Agrobisnis yang belum tergali. Dia juga menyebutkan,
potensi lain yang ada di sekitar Padaherang diantaranya, Curug Buton di
Desa Kedung Ulu dan Sungai Citanduy, Kera Alam, Air Panas, Sawah Organik
dan 3 hektar Kebun Durian di Desa Paledah.
Dia menilai, jika usaha tani dan ternak tersebut diintegrasikan
potensi kawasan lainnya yang ada di wilayah Padaherang, pasti akan
menjadi magnet wisata yang bisa mendatangkan income bagi masyarakat dan pemerintah.
Pada kesempatan yang sama, Warino menyayangkan, jika Curug Buton yang
memiliki ketinggian 82 meter, pemandangan Sungai Citanduy, Hamparan
Sawah Organik, Kebun Durian serta Kera Alam, hingga kini belum dijadikan
objek kepariwisataan.
Warino menambahkan, dalam KWA tersebut, pihaknya akan mendirikan kawasan beternak Sapi, Kambing, Entog,
Kebun Mini Kakao, Kebun Pepaya California, Outlet Kuliner, Unit
Pengolahan Cokelat, Pabrik Mini Pupuk Organik, Pabrik Heler padi, Padi
Organik serta sarana penunjang seperti Mesjid, Rumah Makan, tempat
Parkir, dan Minimarket.
“Ditambah dengan Citanduy River Park dimana orang bisa menikmati
sungai Citanduy dengan berbekal perahu yang akan kami sediakan,”
katanya.
Tidak hanya itu, Warino memperkirakan, pembangunan kawasan tersebut bisa menyerap 281 orang tenaga kerja.
“Ini baru hitungan kasar dari sektor perkebunan dan peternakan saja,
belum nanti kalau sektor wisatanya sudah berdiri,” tambahnya.
Warino menegaskan, pihaknya sudah mengajukan konsep pembangunan KWA
tersebut kepada Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Dinas Peternakan, serta
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Ciamis.
“Untuk tahap pertama kami merencanakan KWA di Desa Paledah,
Padaherang terlebih dahulu. Setelah itu, bisa dikembangkan di kecamatan
lainnya yang ada di Pakidulan Ciamis. Kecuali, Kec. Pangandaran yang
sudah jelas potensi Wisata berbasis Bahari,” pungkasnya. (dk)
(Harapan Rakyat)
30 Des 2011
21 Des 2011
Karangkamulyan Obyek Wisata Sejarah Antara Ciamis - Pangandaran
Ciamis. Situs Karang Kamulyan dipercaya masyarakat Ciamis sebagai peninggalan
kerajaan Galuh di jaman Ciung Wanara atau Sang Manarah. Menilik nama
Galuh sendiri selain nama kerajaan, artinya adalah Permata, sehingga
ada pula istilah ilmu yang disebut ilmu kegaluhan yang berarti permata
kehidupan yang berada di tengah hati. Dalam bahasa Sunda istilahnya
adalah Galuh Galeuhna Galih..
Situs Karangkamulyan sendiri terletak di daerah antara Ciamis dan Banjar. Jaraknya sekitar 17 Km ke arah timur dari ibu kota Kabupaten Ciamis. Luasnya sekitar 25 Ha, tempatnya sejuk dan nyaman dan mudah dicapai. Sehingga menjadi obyek wisata untuk di daerah Ciamis. Di tempat tersebut terdapat peninggalan sejarah berupa batu putih bertingkat berbentuk segi empat yang masuk pada golongan yoni, disebut Pelinggih atau Pengcalikan. Konon batu ini tempa singgasana Raja Galuh yang dijaga tujuh benteng pertahanan. benteng pertama terletak di Desa Karangkamulyan, sedangkan benteng ke tujuh tepat di pintu tempat batu Pangcalikan berada. Benteng ini merupakan tempat pemeriksaaan atas orang yang hendak menghadap raja.
Di kompleks Karangkamulyan ini juga terdapat tempat yang disebut Sang Hyang Bedil berupa dua buah batu menhir, lalu tempat Panyabungan ayam berupa ruang terbuka yang dianggap sebagai tempat Ciung Wanara menyabungkan ayamnya dengan ayam raja saat itu, dan batu Panyandaan berupa menhir dan dolmen dimana menurut cerita adalah tempat Dewi Naganingrum melahirkan Ciung Wanara.
Banyak versi berupa dongeng yang saya baca tentang Ciung Wanara. Berikut yang saya kutip adalah cerita ringkas tanpa tambahan tentang telur ayam yang dierami ular naga bernama Nagawiru dan sebagainya tentang kesaktian atau hal yang ajaib, karena menurut saya cerita demikian adalah dongeng untuk menambah serunya suatu cerita. Tapi mungkin lain kali akan saya tulis kembali di blog ini versi dongengnya.
Sang Manarah atau juga disebut Ciung Wanara, atau Prabu Suratama, atau Prabu Jayaprakasa Mandaleswara Salakabuwana memerintah di Galuh tahun 739 – 783 Masehi. Ia adalah putera Prabu Adimulya Permanadikusuma yang terbunuh oleh utusan Tamperan, Tamperan adalah Patih yang dititipi kerajaan selama pergi Sang Permana pergi bertapa. Ibu Ciung Wanara adalah Dewi Pohaci Naganingrum cucu Balangantrang, dan Naganingrum menjadi istri kedua Tamperan setelah suaminya meninggal. Tamperan sendiri dari istri kedua Sang Permanadikusuma - Dewi Pangrenyep, memperoleh putera bernama Banga, atau Hariang Banga, atau disebut juga Rakeyan Banga.
Masa kecil Ciung Wanara diceritakan dibesarkan oleh kakeknya Balangantrang. Setelah dewasa, Ciung Wanara dijodohkan dengan cicit Demunawan bernama Dewi Kancana Wangi, dan dikaruniai puteri yang bernama Purbasari yang kelak menikah dengan Sang Manistri atau Lutung Kasarung.
Dalam usahanya merebut kerajaan Galuh dari tangan Sang Tamperan, Ciung Wanara dibantu oleh Aki Balangantrang yang mahir dalam urusan peperangan dan kenegaraan bersama pasukan Geger Sunten. Perebutan kerajaan atau coup d’etat ini diperhitungkan dengan matang yaitu pada saat diselenggarakannya permainan sabung ayam yang sedang menjadi kegemaran di kerajaan tersebut. Sehingga perebutan kekuasaan ini berlangsung dengan mudah, dan Ciung Wanara memperoleh kemenangan gemilang.
Kerajaan sendiri akhirnya dibagi dua menjadi Kerajaan Sunda untuk Hariang Banga, dan Kerajaan Galuh dipimpin oleh Ciung Wanara. Hariang Banga sendiri menikah cucu Resi Demunawan yang lain yaitu dengan adik Kancana Wangi yang bernama Kancana Sari.
Ciung Wanara diriwayatkan memerintah selama 44 tahun, dengan wilayah dari Banyumas sampai dengan Citarum, selanjutnya setalah Sang Manarah melakukan manurajasuniya – mengakhiri hidup dengan bertapa, maka selanjutnya kerajaan dipimpin oleh Sang Manistri atau Lutung Kasarung, menantunya.
Source : miramarsellia.com
(Bumi Kuningan)
Situs Karangkamulyan sendiri terletak di daerah antara Ciamis dan Banjar. Jaraknya sekitar 17 Km ke arah timur dari ibu kota Kabupaten Ciamis. Luasnya sekitar 25 Ha, tempatnya sejuk dan nyaman dan mudah dicapai. Sehingga menjadi obyek wisata untuk di daerah Ciamis. Di tempat tersebut terdapat peninggalan sejarah berupa batu putih bertingkat berbentuk segi empat yang masuk pada golongan yoni, disebut Pelinggih atau Pengcalikan. Konon batu ini tempa singgasana Raja Galuh yang dijaga tujuh benteng pertahanan. benteng pertama terletak di Desa Karangkamulyan, sedangkan benteng ke tujuh tepat di pintu tempat batu Pangcalikan berada. Benteng ini merupakan tempat pemeriksaaan atas orang yang hendak menghadap raja.
Di kompleks Karangkamulyan ini juga terdapat tempat yang disebut Sang Hyang Bedil berupa dua buah batu menhir, lalu tempat Panyabungan ayam berupa ruang terbuka yang dianggap sebagai tempat Ciung Wanara menyabungkan ayamnya dengan ayam raja saat itu, dan batu Panyandaan berupa menhir dan dolmen dimana menurut cerita adalah tempat Dewi Naganingrum melahirkan Ciung Wanara.
Banyak versi berupa dongeng yang saya baca tentang Ciung Wanara. Berikut yang saya kutip adalah cerita ringkas tanpa tambahan tentang telur ayam yang dierami ular naga bernama Nagawiru dan sebagainya tentang kesaktian atau hal yang ajaib, karena menurut saya cerita demikian adalah dongeng untuk menambah serunya suatu cerita. Tapi mungkin lain kali akan saya tulis kembali di blog ini versi dongengnya.
Sang Manarah atau juga disebut Ciung Wanara, atau Prabu Suratama, atau Prabu Jayaprakasa Mandaleswara Salakabuwana memerintah di Galuh tahun 739 – 783 Masehi. Ia adalah putera Prabu Adimulya Permanadikusuma yang terbunuh oleh utusan Tamperan, Tamperan adalah Patih yang dititipi kerajaan selama pergi Sang Permana pergi bertapa. Ibu Ciung Wanara adalah Dewi Pohaci Naganingrum cucu Balangantrang, dan Naganingrum menjadi istri kedua Tamperan setelah suaminya meninggal. Tamperan sendiri dari istri kedua Sang Permanadikusuma - Dewi Pangrenyep, memperoleh putera bernama Banga, atau Hariang Banga, atau disebut juga Rakeyan Banga.
Masa kecil Ciung Wanara diceritakan dibesarkan oleh kakeknya Balangantrang. Setelah dewasa, Ciung Wanara dijodohkan dengan cicit Demunawan bernama Dewi Kancana Wangi, dan dikaruniai puteri yang bernama Purbasari yang kelak menikah dengan Sang Manistri atau Lutung Kasarung.
Dalam usahanya merebut kerajaan Galuh dari tangan Sang Tamperan, Ciung Wanara dibantu oleh Aki Balangantrang yang mahir dalam urusan peperangan dan kenegaraan bersama pasukan Geger Sunten. Perebutan kerajaan atau coup d’etat ini diperhitungkan dengan matang yaitu pada saat diselenggarakannya permainan sabung ayam yang sedang menjadi kegemaran di kerajaan tersebut. Sehingga perebutan kekuasaan ini berlangsung dengan mudah, dan Ciung Wanara memperoleh kemenangan gemilang.
Kerajaan sendiri akhirnya dibagi dua menjadi Kerajaan Sunda untuk Hariang Banga, dan Kerajaan Galuh dipimpin oleh Ciung Wanara. Hariang Banga sendiri menikah cucu Resi Demunawan yang lain yaitu dengan adik Kancana Wangi yang bernama Kancana Sari.
Ciung Wanara diriwayatkan memerintah selama 44 tahun, dengan wilayah dari Banyumas sampai dengan Citarum, selanjutnya setalah Sang Manarah melakukan manurajasuniya – mengakhiri hidup dengan bertapa, maka selanjutnya kerajaan dipimpin oleh Sang Manistri atau Lutung Kasarung, menantunya.
Source : miramarsellia.com
(Bumi Kuningan)
Tahun Baru 2012 Ke Pangandaran, Mampir Di Sup Gurame Imbanagara
Ciamis. Sup
ikan Gurame saat ini cukup trend di kalangan pecinta wisata kuliner. Di
Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, ada menu enak bernama sup ikan Gurame yang
rasanya sedikit berbeda dengan sup ikan Gurame pada umumnya. Namanya
sup ikan Gurame. Setelah mencicipinya, di jamin pening dikepala Anda
akan mendadak hilang.
Sup
ikan Gurame ini, hanya bisa Anda dapatkan di rumah makan SPBU
Imbanagara, yang terletak di jalan raya ciamis-banjar. Sepintas tidak
ada yang spesial dari sup ikan Gurame, bahkan proses pembuatannya pun
serupa dengan sup ikan Gurame lainnya.
Cara
memasaknya, ikan Gurame segar dibersihkan dulu, kemudian disiapkan air
mendidih. Potongan Gurame kemudan dimasukan kedalam air mendidih
tersebut. Nah! yang membuat berbeda pada sup ikan Gurame ini, ada pada
bumbunya, dimana salah satunya terdapat bumbu hasil olahan sendiri yang
di warisi secara turun temurun sejak dulu.
Setelah
Gurame mendidih, satu persatu bumbu dimasukan kemudian diaduk hingga
rata dan di panaskan sampai kembali mendidih. Kurang dari 10 menit ikan
Gurame pun sudah siap dihidangkan. Dari aroma nya pun sudah sedikit
berbeda karena terdapat bau menyengat yang khas sehingga pas disantap
dengan rasa segar yang siap memanjakan lidah Anda.
Sup
ikan Gurame ini, di percaya bisa memulihkan kembali stamina Anda
setelah lelah dalam perjalanan, bahkan tidak hanya itu pening di kepala
pun dijamin akan hilang setelah menyantap hidangan sup ikan Gurame ini.
Untuk satu porsi sup ikan Gurame, Anda cukup merogoh kocek Rp 60 ribu yang bisa disantap oleh 5 orang.
20 Des 2011
Rp130 Juta Ludes untuk Taruhan Pemilihan Kepala Desa
Denpasar. Anik, anggota komplotan pembobol brankas asal Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), kini meringkuk di sel Mapolda Bali.
Sebagian uang yang dicuri telah ludes dipakai untuk bertaruh dalam pemilihan kepala desa baru di tempatnya.
Anik ditangkap Tim Kejahatan dan Tindak Kekerasan (Jatanras) Polda Bali pada 12 Desember 2011, saat hendak kabur ke kampung halamannya di Desa Motong Baang, Kecamatan Sikur, Kabupaten Lombok Timur, NTB.
”Kami masih memburu satu pelaku lainnya berinisial AM,” ujar Kabid Humas Polda Bali Kombes Pol Hariadi saat jumpa pers di kantornya, Rabu (14/12/2011).
Penangkapan terhadap residivis kasus pencurian telepon seluler itu dilakukan berdasarkan hasil penyelidikan kasus pembobolan brankas di Jalan Pengiasan, Denpasar Selatan, delapan bulan lalu.
”Dia memang sudah masuk daftar pencarian orang karena diduga terlibat aksi pencurian dengan pemberatan di sembilan lokasi,” imbuh Hariadi.
Saat hendak ditangkap, tersangka melakukan perlawanan bahkan mencoba menikam petugas. Guna menghindari keributan saat ditangkap di Jalan Terare, Lombok Timur, polisi langsung melarikan pelaku ke Bali.
Dari pengakuan Anik, dia berhasil masuk ke rumah korban dengan merusak pintu menggunakan linggis dan membobol brankas.
Uniknya, di dalam brankas terdapat uang dolar dan rupiah dengan total Rp530 juta. Namun uang dolar dia buang.
”Saya hanya ambil Rp300 juta dibagi berdua dengan teman saya,” ujar Anik. Menurutnya sekira Rp130 juta telah dihabiskan untuk bertaruh saat pemilihan kepala desa, namun dia kalah bertaruh.
Kini, dia hanya bisa menyesali perbuatannya. Uang curian ludes karena kalah taruhan sementara sekarang dia harus meringkuk di balik jeruji. (ton)
(Okezone)
Sebagian uang yang dicuri telah ludes dipakai untuk bertaruh dalam pemilihan kepala desa baru di tempatnya.
Anik ditangkap Tim Kejahatan dan Tindak Kekerasan (Jatanras) Polda Bali pada 12 Desember 2011, saat hendak kabur ke kampung halamannya di Desa Motong Baang, Kecamatan Sikur, Kabupaten Lombok Timur, NTB.
”Kami masih memburu satu pelaku lainnya berinisial AM,” ujar Kabid Humas Polda Bali Kombes Pol Hariadi saat jumpa pers di kantornya, Rabu (14/12/2011).
Penangkapan terhadap residivis kasus pencurian telepon seluler itu dilakukan berdasarkan hasil penyelidikan kasus pembobolan brankas di Jalan Pengiasan, Denpasar Selatan, delapan bulan lalu.
”Dia memang sudah masuk daftar pencarian orang karena diduga terlibat aksi pencurian dengan pemberatan di sembilan lokasi,” imbuh Hariadi.
Saat hendak ditangkap, tersangka melakukan perlawanan bahkan mencoba menikam petugas. Guna menghindari keributan saat ditangkap di Jalan Terare, Lombok Timur, polisi langsung melarikan pelaku ke Bali.
Dari pengakuan Anik, dia berhasil masuk ke rumah korban dengan merusak pintu menggunakan linggis dan membobol brankas.
Uniknya, di dalam brankas terdapat uang dolar dan rupiah dengan total Rp530 juta. Namun uang dolar dia buang.
”Saya hanya ambil Rp300 juta dibagi berdua dengan teman saya,” ujar Anik. Menurutnya sekira Rp130 juta telah dihabiskan untuk bertaruh saat pemilihan kepala desa, namun dia kalah bertaruh.
Kini, dia hanya bisa menyesali perbuatannya. Uang curian ludes karena kalah taruhan sementara sekarang dia harus meringkuk di balik jeruji. (ton)
(Okezone)
Pungutan Bantuan Sepeda Motor
Bogor. Meski banyak kepala desa penerima bantuan
sepeda motor dari gubernur Jawa Barat (Jabar) mengaku dipungut dana
berkisar antara Rp 1,5 juta hingga Rp 2 juta per sepeda motor oleh Badan
Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD), namun Kepala
BPMPD Roy Chaerudin mengaku hanya memungut Rp 500 ribu per kepala desa.
“Tidak benar jika jumlahnya sebesar itu. Kami hanya minta Rp. 500 ribu yang digunakan sebagai biaya pengamanan kendaraan dan ongkos kirim sampai di tempat,“ tandas Roy
Pengakuan Kepala BPMPD ini patut ditindaklanjuti oleh Inspektorat Kabupaten Bogor. Pasalnya, dengan pungutan sebesar Rp 500 ribu per kepala desa, maka minimal akan terkumpul dana sebesar Rp 200 juta. Jumlah yang cukup besar jika untuk alasan pengamanan kendaraan bermotor dan pengiriman hingga ke tempat masing-masing desa. Pasalnya, banyak kepala desa yang mengirimkan utusannya untuk mengambil sendiri sepeda motor tersebut.
Menanggapi kondisi ini, wakil Ketua Komisi A DPRD Kabupaten Bogor Wasto Sumarno mengaku sangat prihatin. Pasalnya, sebagai lembaga yang memberikan penyuluhan dan bimbingan kepada desa-desa yang ada di Kabupaten Bogor, malah memberikan contoh yang sangat jelek, yakni budaya korupsi. Karena itulah, bupati Bogor harus segera mengambil tindakan tegas atas kejadian itu. “Kejadian ini sangat memalukan. Karena itulah, bupati harus mengambil tindakan tegas,” katanya. (sol)
(Bogor Online)
“Tidak benar jika jumlahnya sebesar itu. Kami hanya minta Rp. 500 ribu yang digunakan sebagai biaya pengamanan kendaraan dan ongkos kirim sampai di tempat,“ tandas Roy
Pengakuan Kepala BPMPD ini patut ditindaklanjuti oleh Inspektorat Kabupaten Bogor. Pasalnya, dengan pungutan sebesar Rp 500 ribu per kepala desa, maka minimal akan terkumpul dana sebesar Rp 200 juta. Jumlah yang cukup besar jika untuk alasan pengamanan kendaraan bermotor dan pengiriman hingga ke tempat masing-masing desa. Pasalnya, banyak kepala desa yang mengirimkan utusannya untuk mengambil sendiri sepeda motor tersebut.
Menanggapi kondisi ini, wakil Ketua Komisi A DPRD Kabupaten Bogor Wasto Sumarno mengaku sangat prihatin. Pasalnya, sebagai lembaga yang memberikan penyuluhan dan bimbingan kepada desa-desa yang ada di Kabupaten Bogor, malah memberikan contoh yang sangat jelek, yakni budaya korupsi. Karena itulah, bupati Bogor harus segera mengambil tindakan tegas atas kejadian itu. “Kejadian ini sangat memalukan. Karena itulah, bupati harus mengambil tindakan tegas,” katanya. (sol)
(Bogor Online)
18 Des 2011
Gotong Royong Menyapu Sepanjang Jalan 290 Km Pecahkan Rekor Muri
Banyuwangi. Menyapu pekarangan sudah menjadi aktivitas warga
sehari-hari, namun di Banyuwangi, Jawa Timur, menyapu jalan mampu
memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (Muri).
Sekira 100 ribu warga menyapu jalan sepanjang 291,8 kilometer dalam waktu sejam pada Jumat (9/12/2011) pagi.
Mulai anak-anak hingga orang tua di 24 kecamatan menggunakan sapu membersihkan sampah dan kotoran sepanjang jalan Kabupaten Banyuwangi. Acara ini juga diikuti unsur muspida.
Ruas jalan mulai dari Kecamatan Wongsorejo di utara dan Kecamatan Kalibaru di selatan Kabupaten Banyuwangi, bersih dalam waktu satu jam.
Kegiatan menyapu bareng ini disambut antusias warga. Sejak selepas subuh, warga sudah memadati jalanan berbekal sapu lidi dan peralatan kebersihan lainnya. Bahkan, warga meminta kegiatan ini dijadikan agenda rutin untuk melestarikan kebersihan lingkungan.
Acara menyapu jalan terpanjang dalam sejaran Banyuwangi ini disaksikan langsung Senior Manajer Muri, Paulus Pangka.
Sementara itu Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan kegiatan menyapu bareng ini bisa membangkitkan semangat dan kesadaran warga untuk mencintai kebersihan di lingkungan masing-masing.
(Okezone)
Sekira 100 ribu warga menyapu jalan sepanjang 291,8 kilometer dalam waktu sejam pada Jumat (9/12/2011) pagi.
Mulai anak-anak hingga orang tua di 24 kecamatan menggunakan sapu membersihkan sampah dan kotoran sepanjang jalan Kabupaten Banyuwangi. Acara ini juga diikuti unsur muspida.
Ruas jalan mulai dari Kecamatan Wongsorejo di utara dan Kecamatan Kalibaru di selatan Kabupaten Banyuwangi, bersih dalam waktu satu jam.
Kegiatan menyapu bareng ini disambut antusias warga. Sejak selepas subuh, warga sudah memadati jalanan berbekal sapu lidi dan peralatan kebersihan lainnya. Bahkan, warga meminta kegiatan ini dijadikan agenda rutin untuk melestarikan kebersihan lingkungan.
Acara menyapu jalan terpanjang dalam sejaran Banyuwangi ini disaksikan langsung Senior Manajer Muri, Paulus Pangka.
Sementara itu Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan kegiatan menyapu bareng ini bisa membangkitkan semangat dan kesadaran warga untuk mencintai kebersihan di lingkungan masing-masing.
(Okezone)
Lewat Twitter Warga London Ajak Gotong Royong Bersihkan Kota
London. Mereka datang bersenjatakan sapu dan gerobak aneh.
Ini jawaban para relawan dan warga Twitter London menanggapi aksi kekerasan terburuk yang memporakporandakan kota mereka. Rusuh teratasi, mereka bahu-membahu membersihkan kota.
Bintang rock Ricky Wilson, berada di antara kerumunan. "Kami baru saja kembali dari tur dan itu seperti shock melihat kekerasan di televisi," katanya.
Dengan semboyan 'Semangat Blitz' mereka gotong-royong membersihkan puing dan menyapu jalan.
Semangat komunitas ini direplikasi di ibukota sebagai relawan. Mereka dikoordinasi oleh seniman Dan Thompson, yang memulai dengan ajakan melalui akun @riotcleanup di Twitter, dan memiliki 75 ribu pengikut hingga sore kemarin.
Kelompok lain di Twitter menyebut dirinya #riotwombles, merujuk ke alat yang biasa dipakai untuk membersihkan Wimbledon Common.
Di Walworth, sebelah timur London, lebih dari 50 relawan berkumpul untuk membantu bersih-bersih kota.
Sebuah protes damai terhdap pembunuhan pria berusia 29 tahun di Tottenham memburuk berakhir rusuh pada Sabtu malam. Pelaku huru-hara membakar bus tingkat khas London, merusak mobil-mobil patroli dan mencemari sebuah mal perbelanjaan di distrik Wood Green, dekat kawasan.
Sementara di Enfield, dilaporkan bahwa sebuah mobil polisi diserang, dan televisi Sky News melaporkan bahwa ratusan pemuda turun ke jalan membuat masalah dengan sebuah tayangan menunjukkan toko obat yang dijarah.
"Kami telah menempatkan petugas ekstra untuk bertugas malam ini di penjuru ibu kota," ujar komandan polisi, Christine Jones. "Kami dengan hati-hati memantai setiap laporan intelijen da memastikan bahwa kami telah menempatkan petugas di tempat yang benar. Tak ada seorang pun yang ingin menyaksikan adegan pada malam lalu di Tottenham."
Pada kekerasaan saat Sabtu, beberapa bangunan terlihat terbakar berkobar-kobar. Tayangan TV menunjukkan bis tingkat yang menjadi bola api dan ratusan polisi bergerak ke jalan mencoba memulihkan ketertiban.
Polisi mengatakan satu orang tewas, 26 petugas terluka, sebagian luka kecil dan menangkap 55 orang, termasuk 4 orang pada Ahad. Mayoritas tahanan didakwa atas perampokan dan melakukan tindak kekerasan seperti penyerangan, perampokan, pencurian dan penjarahan serta penadah.
Ini jawaban para relawan dan warga Twitter London menanggapi aksi kekerasan terburuk yang memporakporandakan kota mereka. Rusuh teratasi, mereka bahu-membahu membersihkan kota.
Bintang rock Ricky Wilson, berada di antara kerumunan. "Kami baru saja kembali dari tur dan itu seperti shock melihat kekerasan di televisi," katanya.
Dengan semboyan 'Semangat Blitz' mereka gotong-royong membersihkan puing dan menyapu jalan.
Semangat komunitas ini direplikasi di ibukota sebagai relawan. Mereka dikoordinasi oleh seniman Dan Thompson, yang memulai dengan ajakan melalui akun @riotcleanup di Twitter, dan memiliki 75 ribu pengikut hingga sore kemarin.
Kelompok lain di Twitter menyebut dirinya #riotwombles, merujuk ke alat yang biasa dipakai untuk membersihkan Wimbledon Common.
Di Walworth, sebelah timur London, lebih dari 50 relawan berkumpul untuk membantu bersih-bersih kota.
Sebuah protes damai terhdap pembunuhan pria berusia 29 tahun di Tottenham memburuk berakhir rusuh pada Sabtu malam. Pelaku huru-hara membakar bus tingkat khas London, merusak mobil-mobil patroli dan mencemari sebuah mal perbelanjaan di distrik Wood Green, dekat kawasan.
Sementara di Enfield, dilaporkan bahwa sebuah mobil polisi diserang, dan televisi Sky News melaporkan bahwa ratusan pemuda turun ke jalan membuat masalah dengan sebuah tayangan menunjukkan toko obat yang dijarah.
"Kami telah menempatkan petugas ekstra untuk bertugas malam ini di penjuru ibu kota," ujar komandan polisi, Christine Jones. "Kami dengan hati-hati memantai setiap laporan intelijen da memastikan bahwa kami telah menempatkan petugas di tempat yang benar. Tak ada seorang pun yang ingin menyaksikan adegan pada malam lalu di Tottenham."
Pada kekerasaan saat Sabtu, beberapa bangunan terlihat terbakar berkobar-kobar. Tayangan TV menunjukkan bis tingkat yang menjadi bola api dan ratusan polisi bergerak ke jalan mencoba memulihkan ketertiban.
Polisi mengatakan satu orang tewas, 26 petugas terluka, sebagian luka kecil dan menangkap 55 orang, termasuk 4 orang pada Ahad. Mayoritas tahanan didakwa atas perampokan dan melakukan tindak kekerasan seperti penyerangan, perampokan, pencurian dan penjarahan serta penadah.
Redaktur: Siwi Tri Puji B
Sumber: Daily Mail
12 Des 2011
Recheking Tim Penilai P2WKSS Ke RW 01 Kel Tegal Lega Bogor Tengah
Bogor. RW 01 Kelurahan Tegal Lega Kecamatan Bogor Tengah,
Kota Bogor di Recheking Tim Evaluasi Program Terpadu Peningkatan Peranan
Wanita menuju Keluarga Sehat dan Sejahtera (P2WKSS) Provinsi Jawa
Barat.
Kedatangan tim selain untuk memantau secara langsung perkembangan kondisi lokasi binaan juga untuk melihat secara langsung . Tim evaluasi yang diketuai Tintin S Hidayat dari Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) Provinsi Jawa Barat, Rabu (7/12/2011).
Dilokasi binaan Tim diterima Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor, Bambang Gunawan mewakili Walikota Bogor didampingi Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Berencana Hj. Nia Kurniasih, Dinas terkait dan Ketua Tim Penggerak PKK (TP PKK) Kota Bogor diwakili Ketua Hj. Taty Basyit bersama para pengurusnya,
Dalam kesempatan tersebut tampak hadir acara penerimaan tim tersebut Camat dan lurah se - Kota Bogor.
Sekdakot Bambang Gunawan mengatakan, kesuksesan program terpadu P2WKSS tidak hanya semata-mata untuk mengejar pencapaian prestasi bagi Kota Bogor, tetapi lebih jauh, program ini untuk memotivasi para ibu dan kaum wanita umumnya dalam berkarya, serta mendukung usaha–usaha meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.
Intinya, kata Bambang, dalam konteks peningkatan peran serta mesyarakat dalam membangun wilayah, keberadaan kaum wanita yang aktif, diharapkan mampu menjadi faktor pemacu meningkatkan peran serta masyarakat pada setiap aktivitas pembangunan. Artinya memang harus terus menerus didorong untuk bisa berperan lebih nyata di dalam usaha-usaha meningkatkan kualitas kehidupan di wilayahnya masing-masing “jelasnya.
Ditambahkannya, bahwa lokasi program terpadu P2WKSS di Kota Bogor RT. 01, RT 03, RT. 04 dan R T.06 di wilayah RW.01 Kelurahan Tegallega Di lokasi ini ada sekitar 100 perempuan binaan yang masuk dalam kategori keluarga miskin, keluarga pra sejahtera dan keluarga sejahtera tahap satu yang mendapatkan berbagai program pembinaan yang melibatkan Dinas/Instansi dan Organisasi terkait.
Sementara Ketua Tim Recheking Evaluasi Program Terpadu P2WKSS Provinsi JawaBarat Tintin S Hidayat, mengucapkan selamat kepada Kelurahan Tegallega Kecamatan Bogor Tengah karena lokasi P2WKSS ini telah masuk dalam tahap Recheking. “Semoga dapat dijadikan lebih memacu untuk membangun dan memelihara di lingkungannya baik di lingkungan masyarakat maupun di lingkungan keluarganya, “ kata Tintin.
Tintin mengingatkan, program P2WKSS jangan sekedar mengejar juara baik tingkat Provinsi maupun Nasional. Tetapi, P2WKSS harus dijadikan sebagai pemicu dan pemacu agar masyarakatnya bisa meningkatkan kesejahteraan baik di lingkungan keluarganya maupun di lingkungan sosialnya.
Kota Bogor dalam P2WKSS tipe perkotaan akan bersaing dengan Kota Cimahi, dan Kota Banjar.
Tim Provinsi Jabar dalam peninjauannya ke RW 01 Kelurahan Tegal Lega melakukan peninjauan ke 15 lokasi binaan diantaranya, PAUD sudut baca, Children Centre, BKB, Kelas Bumil, Posyandu, KWT Kananga, Warung Binaan PKK, dan Peninjauan ke Rumah Sehat. (gus)
(kotabogor)
Kedatangan tim selain untuk memantau secara langsung perkembangan kondisi lokasi binaan juga untuk melihat secara langsung . Tim evaluasi yang diketuai Tintin S Hidayat dari Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) Provinsi Jawa Barat, Rabu (7/12/2011).
Dilokasi binaan Tim diterima Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor, Bambang Gunawan mewakili Walikota Bogor didampingi Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Berencana Hj. Nia Kurniasih, Dinas terkait dan Ketua Tim Penggerak PKK (TP PKK) Kota Bogor diwakili Ketua Hj. Taty Basyit bersama para pengurusnya,
Dalam kesempatan tersebut tampak hadir acara penerimaan tim tersebut Camat dan lurah se - Kota Bogor.
Sekdakot Bambang Gunawan mengatakan, kesuksesan program terpadu P2WKSS tidak hanya semata-mata untuk mengejar pencapaian prestasi bagi Kota Bogor, tetapi lebih jauh, program ini untuk memotivasi para ibu dan kaum wanita umumnya dalam berkarya, serta mendukung usaha–usaha meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.
Intinya, kata Bambang, dalam konteks peningkatan peran serta mesyarakat dalam membangun wilayah, keberadaan kaum wanita yang aktif, diharapkan mampu menjadi faktor pemacu meningkatkan peran serta masyarakat pada setiap aktivitas pembangunan. Artinya memang harus terus menerus didorong untuk bisa berperan lebih nyata di dalam usaha-usaha meningkatkan kualitas kehidupan di wilayahnya masing-masing “jelasnya.
Ditambahkannya, bahwa lokasi program terpadu P2WKSS di Kota Bogor RT. 01, RT 03, RT. 04 dan R T.06 di wilayah RW.01 Kelurahan Tegallega Di lokasi ini ada sekitar 100 perempuan binaan yang masuk dalam kategori keluarga miskin, keluarga pra sejahtera dan keluarga sejahtera tahap satu yang mendapatkan berbagai program pembinaan yang melibatkan Dinas/Instansi dan Organisasi terkait.
Sementara Ketua Tim Recheking Evaluasi Program Terpadu P2WKSS Provinsi JawaBarat Tintin S Hidayat, mengucapkan selamat kepada Kelurahan Tegallega Kecamatan Bogor Tengah karena lokasi P2WKSS ini telah masuk dalam tahap Recheking. “Semoga dapat dijadikan lebih memacu untuk membangun dan memelihara di lingkungannya baik di lingkungan masyarakat maupun di lingkungan keluarganya, “ kata Tintin.
Tintin mengingatkan, program P2WKSS jangan sekedar mengejar juara baik tingkat Provinsi maupun Nasional. Tetapi, P2WKSS harus dijadikan sebagai pemicu dan pemacu agar masyarakatnya bisa meningkatkan kesejahteraan baik di lingkungan keluarganya maupun di lingkungan sosialnya.
Kota Bogor dalam P2WKSS tipe perkotaan akan bersaing dengan Kota Cimahi, dan Kota Banjar.
Tim Provinsi Jabar dalam peninjauannya ke RW 01 Kelurahan Tegal Lega melakukan peninjauan ke 15 lokasi binaan diantaranya, PAUD sudut baca, Children Centre, BKB, Kelas Bumil, Posyandu, KWT Kananga, Warung Binaan PKK, dan Peninjauan ke Rumah Sehat. (gus)
(kotabogor)
Penilaian P2WKSS Di Desa Sidomulyo
Ciamis (14/11). Penilaian P2WKSS Di Desa Sidomulyo
Kecamatan Pangandaran, program ini sangat penting dan strategi dalam
upaya memajukan bangsa kedepan khusus nya kaum perempuan karena sampai
saat ini kita akui meski penduduknya banyak dan potensi banyak kita
berada di urutan bawah di dunia karena terbentur SDM yang rendah dan
tidak memiliki daya saing yang tinggi. Sebenarnya kaum ibu itu banyak
andil dalam membangun terutama dalam membangun keluarga, untuk itu
diharapkan kaum perempuan harus didorong untuk memiliki keterampilan
memiliki daya saing yang tinggi daripada di rumah.
Bupati Ciamis Perintahkan Bawasda Audit Keuangan Desa
Ciamis (19/11). Bupati Ciamis Engkon Komara
memerintahkan Badan Pengawasan Daerah (Bawasda) atau Inspektorat
mengaudit dana keuangan desa, menyusul ditetapkannya kenaikan tunjangan
kesejahteraan bagi perangkat desa di Kabupaten Ciamis.
Sebelumnya, Pemerintah Ciamis menetapkan tambahan tunjangan untuk aparat desa sebesar Rp100 ribu perorang perbulan. Menurut Engkon, seiring dengan kenaikan dana tersebut desa harus transparan dalam pengelolaan keuangan karena banyaknya sumber keuangan yang masuk ke desa mulai dari daerah, propinsi, ADD dan sektoral lainnya termasuk anggaran desa peradaban.
“Selain itu, aparat desa juga punya pancen atau bengkok, jika diakumulasikan berapa total penghasilan mereka, tentunya akan melebihi UMK Ciamis, sementara targetnya sebelum 2014 tunjangan perangkat desa jangan sampai kurang dari UMK,” Kata Engkon.
Untuk menciptakan keterbukaan itu, lanjut Engkon, pihaknya sudah memerintahkan Inspektorat agar melakukan audit keuangan desa, dari mana saja sumbernya dan dipergunakan untuk apa. “Supaya saya tahu alur keuangan desa, saya sudah memerintahkan Inspektorat untuk mengaudit, tapi saya minta dilakukan mulai tahun 2012 karena tahun ini waktunya tidak memungkinkan,” tegasnya.
Engkon menegaskan, audit itu juag sebagai bentuk pengawasan agar keuangan desa dikelola dengan baik. Pihaknya tidak mau tiba-tiba mendengar ada masalah dengan hukum terkait anggaran desa, jadi ini harus diantisipasi sejak dini. “Kenaikan itu juga harus jadi motivasi agar pengelolaan keuangan di desa bisa lebih baik,” tegas Engkon.
Sebelumnya, tunjangan perangkat desa di Ciamis mengalami kenaikan masing-masing Rp 100 ribu perorang perbulan, yakni Rp 400 ribu menjadi Rp 500 ribu, untuk sekretaris desa non PNS sebelumnya Rp 525 ribu menjadi Rp 625 ribu. Sedangkan tunjangan kepala desa tidak mengalami kenaikan, tetap Rp 1 juta per bulan. Rencana kenaikan itu sempat ditolakbupati Ciamis, namun dukungan lima fraksi dari tujuh fraksi yang ada terus mengalir, sehingga Banggar dan TAPD menyetujui adanya kenaikan. (NAN)
(onlinejabarnews)
Sebelumnya, Pemerintah Ciamis menetapkan tambahan tunjangan untuk aparat desa sebesar Rp100 ribu perorang perbulan. Menurut Engkon, seiring dengan kenaikan dana tersebut desa harus transparan dalam pengelolaan keuangan karena banyaknya sumber keuangan yang masuk ke desa mulai dari daerah, propinsi, ADD dan sektoral lainnya termasuk anggaran desa peradaban.
“Selain itu, aparat desa juga punya pancen atau bengkok, jika diakumulasikan berapa total penghasilan mereka, tentunya akan melebihi UMK Ciamis, sementara targetnya sebelum 2014 tunjangan perangkat desa jangan sampai kurang dari UMK,” Kata Engkon.
Untuk menciptakan keterbukaan itu, lanjut Engkon, pihaknya sudah memerintahkan Inspektorat agar melakukan audit keuangan desa, dari mana saja sumbernya dan dipergunakan untuk apa. “Supaya saya tahu alur keuangan desa, saya sudah memerintahkan Inspektorat untuk mengaudit, tapi saya minta dilakukan mulai tahun 2012 karena tahun ini waktunya tidak memungkinkan,” tegasnya.
Engkon menegaskan, audit itu juag sebagai bentuk pengawasan agar keuangan desa dikelola dengan baik. Pihaknya tidak mau tiba-tiba mendengar ada masalah dengan hukum terkait anggaran desa, jadi ini harus diantisipasi sejak dini. “Kenaikan itu juga harus jadi motivasi agar pengelolaan keuangan di desa bisa lebih baik,” tegas Engkon.
Sebelumnya, tunjangan perangkat desa di Ciamis mengalami kenaikan masing-masing Rp 100 ribu perorang perbulan, yakni Rp 400 ribu menjadi Rp 500 ribu, untuk sekretaris desa non PNS sebelumnya Rp 525 ribu menjadi Rp 625 ribu. Sedangkan tunjangan kepala desa tidak mengalami kenaikan, tetap Rp 1 juta per bulan. Rencana kenaikan itu sempat ditolakbupati Ciamis, namun dukungan lima fraksi dari tujuh fraksi yang ada terus mengalir, sehingga Banggar dan TAPD menyetujui adanya kenaikan. (NAN)
(onlinejabarnews)
5 Kecamatan Sentra Agropolitan Di Ciamis
Ciamis (9/12). Untuk meningkatkan perekonomian lokal dalam bidang peternakan, Bank
Indonesia Bandung memberikan sejumlah bantuan untuk mengembangkan
terciptanya kawasan agropolitan di Kabupaten Ciamis dengan memberikan
bantuan awal kepada Gapoktan dan SMK Nurul Huda, Kabupaten Ciamis.
Dalam rapat koordinasi Pengembangan Agropolitan Kabupaten Ciamis di Ciamis, Jumat, Kepala Bank Indonesia Bandung Lucky Fathul Aziz Hadibrata mengatakan bantuan tanggungjawab sosial perusahaan (CSR) itu berupa "screenhouse" Rp140 juta untuk Gapoktan Karangsari dan pembangunan kandang ayam model Rp105 juta untuk SMK Nurul Huda.
Dengan bantuan tersebut diharapkan dapat meningkatkan perekonomian di Kabupaten Ciamis. "Bantuan itu bisa menjadi pemicu dan stimulus bagi peternak untuk mengembangkan bisnis tersebut lebih lanjut," kata Lucky.
Dalam kesempatan itu Kepala BI mengatakan, program agropolitan yang dikembangkan di Ciamis untuk memberikan kontribusi yang tujuannya mensejahterakan petani dan peternak setempat.
Untuk itu, kata dia, pihaknya telah meminta kepada para pimpinan bank yang ada di Ciamis untuk tidak segan-segan menyalurkan kredit kepada para peternak dan petani.
Lucky menilai kawasan Priangan timur, khususnya Kabupaten Ciamis sangat berpotensi untuk dikembangkan menjadi kawasan agropolitan yang dapat menumbuhkan perekonomian di Jabar.
Dalam kesempatan yang sama Wakil Bupati Ciamis, Iing Syam Arifin mengatakan, wilayahnya memang sangat potensial untuk dikembangkan menjadi kawasan agropolitan, karena dasarnya sudah ada sejak awal, sehingga tinggal dikembangkan lebih baik lagi dengan dukungan pihak perbankan.
Menurut Wabup, Ciamis memiliki lahan yang cukup luas dan didukung sumber daya alam dan telah memiliki komoditi unggulan yang sesuai dengan budaya lokal, seperti komoditas kelapa, kakao, padi, jagung, kopi, teh, ternak sapi, ayam dan ikan tawar maupun laut.
Selama ini, kata dia, Ciamis merupakan sentra penghasil komoditas palawija, holtikultura, peternakan dan perikanan terbesar kedua di kawasan Jawa Barat, sehingga nantinya akan berkontribusi bagi pengadaan pasokan pangan nasional .
Agropolitan yang tersebar di lima kecamatan itu seluas 270 ribu hektare sawah dan 435 ribu hektare perkebunan, akan menjadi harapan peningkatan perekonomian ke depan. "Untuk itu kami meminta dukungan dari semua pihak terutama pihak perbankan guna mewujudkan kawasan agropolitan tersebut," katanya.
Kelima Kecamatan yang akan dijadikan sentra agropolitan, kata dia, yakni Kecamatan Panumbangan, Cihaurbeuti, Panjalu, Lumbung dan Kecamatan Sukamantri. ***5***
(antarajawabarat)
Dalam rapat koordinasi Pengembangan Agropolitan Kabupaten Ciamis di Ciamis, Jumat, Kepala Bank Indonesia Bandung Lucky Fathul Aziz Hadibrata mengatakan bantuan tanggungjawab sosial perusahaan (CSR) itu berupa "screenhouse" Rp140 juta untuk Gapoktan Karangsari dan pembangunan kandang ayam model Rp105 juta untuk SMK Nurul Huda.
Dengan bantuan tersebut diharapkan dapat meningkatkan perekonomian di Kabupaten Ciamis. "Bantuan itu bisa menjadi pemicu dan stimulus bagi peternak untuk mengembangkan bisnis tersebut lebih lanjut," kata Lucky.
Dalam kesempatan itu Kepala BI mengatakan, program agropolitan yang dikembangkan di Ciamis untuk memberikan kontribusi yang tujuannya mensejahterakan petani dan peternak setempat.
Untuk itu, kata dia, pihaknya telah meminta kepada para pimpinan bank yang ada di Ciamis untuk tidak segan-segan menyalurkan kredit kepada para peternak dan petani.
Lucky menilai kawasan Priangan timur, khususnya Kabupaten Ciamis sangat berpotensi untuk dikembangkan menjadi kawasan agropolitan yang dapat menumbuhkan perekonomian di Jabar.
Dalam kesempatan yang sama Wakil Bupati Ciamis, Iing Syam Arifin mengatakan, wilayahnya memang sangat potensial untuk dikembangkan menjadi kawasan agropolitan, karena dasarnya sudah ada sejak awal, sehingga tinggal dikembangkan lebih baik lagi dengan dukungan pihak perbankan.
Menurut Wabup, Ciamis memiliki lahan yang cukup luas dan didukung sumber daya alam dan telah memiliki komoditi unggulan yang sesuai dengan budaya lokal, seperti komoditas kelapa, kakao, padi, jagung, kopi, teh, ternak sapi, ayam dan ikan tawar maupun laut.
Selama ini, kata dia, Ciamis merupakan sentra penghasil komoditas palawija, holtikultura, peternakan dan perikanan terbesar kedua di kawasan Jawa Barat, sehingga nantinya akan berkontribusi bagi pengadaan pasokan pangan nasional .
Agropolitan yang tersebar di lima kecamatan itu seluas 270 ribu hektare sawah dan 435 ribu hektare perkebunan, akan menjadi harapan peningkatan perekonomian ke depan. "Untuk itu kami meminta dukungan dari semua pihak terutama pihak perbankan guna mewujudkan kawasan agropolitan tersebut," katanya.
Kelima Kecamatan yang akan dijadikan sentra agropolitan, kata dia, yakni Kecamatan Panumbangan, Cihaurbeuti, Panjalu, Lumbung dan Kecamatan Sukamantri. ***5***
(antarajawabarat)
9 Des 2011
Pendamping Program Keluarga Harapan Diberi Pelatihan
Lombok Tengah - Para
Pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) yang ada di Kabupaten Lombok
Tengah kemarin pagi diberikan pelatihan. Mereka diberikan pelatihan
tentang Service Provider atau Pelayanan untuk Kesehatan dan Pendidikan.
Acara pelatihan atau Bintek dilaksanakan di Wisma Mandalika Loteng.
Bintek dibuka oleh Asisten I Setda Loteng, Ir. L. Muhammad Danial yang
sekaligus membacakan Sambutan Bupati. Menurut Danial, Pemerintah
Kabupaten Lombok Tengah saat ini terus melakukan pembangunan di segala
bidang. Semua kegiatan yang dilaksanakan bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat. Berbagai program kegiatan pun
dilaksanakan baik itu program dari Pemda Loteng sendiri maupun
Pemerintah Pusat.
Salah satu kegiatan Pemerintah Pusat yang mulai dilaksanakan pada tahun
2011 ini Program Keluarga Harapan (PKH) yang sasarannya adalah rumah
tangga sangat miskin. Selain Danial, hadir pula Tim Koordinasi
Kementerian Sosial, Kepala Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi,
Lombok Tengah, para narasumber, KUPT Pendidikan dan Kesehatan se-Lombok
Tengah. Menurut H. Lalu Danial, masyarakat miskin di Lombok
Tengah saat ini mencapai angka 17 ribuan. Nantinya, mereka akan
diberikan uang tunai oleh pemerintah secara bersyarat setelah didata dan
dibimbing oleh tenaga pendamping yang handal,yang direkrut untuk
membantu Program Keluarga Harapan.”Tentunya, para Pendamping yang terjun
ke masyarakat ini, hendaknya memelihara hubungan baik dengan
masyarakat, serta aparat pemerintah di desa dimana dia bertugas,” harap
Danial.Yang sangat perlu, sambung Danial, para Pendamping hendaknya
membimbing masyarakat atau memberikan motivasi agar mau bekerja serta
terus banyak berkarya untuk menunjang keluarganya, agar mampu
menciptakan keluarga yang sejahtera dan dapat memenuhi kebutuhan rumah
tangganya. Dengan demikian, apa yang diharapkan dapat terwujud demi
kemajuan bangsa Indonesia tercinta. Sementara itu, Kepala
Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Kabupaten Lombok Tengah,
Drs. H. L. Sastra Wiria, M.M juga selaku Ketua Panitia Pelaksanaan
Bintek dalam laporannya mengatakan, pelaksanaan Bimbingan Teknis Service
Provider layanan kesehatan dan layanan pendidikan Program Keluarga
Harapan, ini diikuti oleh 200 orang yang terdiri dari perwakilan Bidan
yang ada di setiap desa yang ada di Loteng, UPT Kesehatan dan UPT
Pendidikan dan 12 Pendamping PKH Kabupaten Lombok Tengah. Adapun
nara sumbernya, lanjut Sastra Wiria, terdiri dari Tim dari Kementerian
Sosial, Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga serta Dinas Kesehatan.
“Nantinya, para Pendamping yang diberikan Bintek akan
diberikan materi kebijakan dan strategi dalam pelaksanaan PKH, Kebijakan
Teknis Dinas Kesehatan dan kiat-kiat yang dikembangkan guna mendukung
kelancaran pelaksanaan PKH. Selain itu juga materi tentang Kebijakan
Teknis dinas Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga dan kiat-kiat yang
dikembangkan guna mendukung kelancaran pelaksanaan Program PKH.”
ujarnya. (Humas)
(lomboktengahkab)
(lomboktengahkab)
Operator e-KTP Tunda Bulan Madu
Aceh - Sejumlah operator
proses pembuatan e-KTP di Kecamatan Bebesan, Aceh Tengah terpaksa
menunda bulan madu untuk mengejar target 25 hari lagi atau sampai 31
Desember 2011. Untuk kecamatan ini, proses pembuatan e-KTP baru mencapai 6.083 jiwa atau sekitar 23 persen dari jumlah penduduk yang wajib KTP, 26.000 jiwa.
Camat Bebesen, Subhan Sahara SSos, Senin (5/12) menyatakan para operator e-KTP harus bekerja dari pagi sampai dinihari secara bergantian atau dari pukul 08.00 sampai 24.00 WIB. Dia menyebutkan, di antara operator yang baru saja menikah ditugaskan pada malam hari guna melayani pendataan dan pemotretan e-KTP.
Dia mengatakan para operator itu harus menunda bulan madu karena tidak boleh mengambil cuti atau berlibur. Disebutkan, operator e-KTP di Kecamatan Bebesen sebanyak empat orang yang sudah terlatih ditambah 11 petugas administrasi plus enam tenaga lain, sehingga jumlahnya 17 orang.
Dari 17 petugas, katanya, ditugaskan dari pagi hingga malam hari, diberikan waktu istirahat secara bergantian. Sebagian petugas yang baru menikah, juga terpaksa masuk kerja pada malam hari dengan pertimbangan banyak warga yang bekerja pada siang hari, baik PNS maupun pedagang, sehingga hanya memiliki kesempatan mendatangi kantor camat pada malam hari saja.
“Guna melayani pembuatan e-KTP, beberapa petugas yang baru menikah terpaksa masuk malam hari sehingga tidak sempat berbulan madu,” ujar Subhan Sahara.
Dari 14 kecamatan di Kabupaten Aceh Tengah, jumlah warga KTP terbanyak di Kecamatan Bebesen. Jumlah wajib KTP Kecamatan di Bebesen sebanya 26.000 jiwa tersebar pada 28 kampung dan hingga Senin (5/12), jumlah warga yang sudah menjalani pemotretan e-KTP sebanyak 6.083 jiwa, sementara batas waktu penyelesaian e-KTP hingga 31 Desember 2011.
Pembuatan e-KTP di kecamatan ini menggunakan dua set personal computer (PC) (PC) yang dilengkapi alat pindai iris mata, tanda tangan dan sidik jari ditambah kamera. Menurut Subhan, setiap satu PC hanya mampu memproses 200 e-KTP setiap hari. “Dilihat dari kemampuan proses setiap komputer, pembuatan e-KTP itu tidak akan selesai hingga 31 Desember 2011,” ujar Subhan Sahara.
Dia menyesalkan kontraktor pusat yang terlambat menyerahkan satu unit komputer pembuatan e-KTP, padahal jumlah penduduk wajib KTP di Kecamatan Bebesen paling banyak di Kabupaten Aceh Tengah. Jumlah penduduk kecamatan ini sebanyak 39.000 jiwa dan jumlah wajib e-KTP sebanyak 26.000 jiwa. “Jumlah penduduk yang wajib KTP di Kecamatan Bebesen merupakan yang terbanyak di Kabupaten Aceh Tengah,” tandas Camat Bebesan itu.(min)
Camat Bebesen, Subhan Sahara SSos, Senin (5/12) menyatakan para operator e-KTP harus bekerja dari pagi sampai dinihari secara bergantian atau dari pukul 08.00 sampai 24.00 WIB. Dia menyebutkan, di antara operator yang baru saja menikah ditugaskan pada malam hari guna melayani pendataan dan pemotretan e-KTP.
Dia mengatakan para operator itu harus menunda bulan madu karena tidak boleh mengambil cuti atau berlibur. Disebutkan, operator e-KTP di Kecamatan Bebesen sebanyak empat orang yang sudah terlatih ditambah 11 petugas administrasi plus enam tenaga lain, sehingga jumlahnya 17 orang.
Dari 17 petugas, katanya, ditugaskan dari pagi hingga malam hari, diberikan waktu istirahat secara bergantian. Sebagian petugas yang baru menikah, juga terpaksa masuk kerja pada malam hari dengan pertimbangan banyak warga yang bekerja pada siang hari, baik PNS maupun pedagang, sehingga hanya memiliki kesempatan mendatangi kantor camat pada malam hari saja.
“Guna melayani pembuatan e-KTP, beberapa petugas yang baru menikah terpaksa masuk malam hari sehingga tidak sempat berbulan madu,” ujar Subhan Sahara.
Dari 14 kecamatan di Kabupaten Aceh Tengah, jumlah warga KTP terbanyak di Kecamatan Bebesen. Jumlah wajib KTP Kecamatan di Bebesen sebanya 26.000 jiwa tersebar pada 28 kampung dan hingga Senin (5/12), jumlah warga yang sudah menjalani pemotretan e-KTP sebanyak 6.083 jiwa, sementara batas waktu penyelesaian e-KTP hingga 31 Desember 2011.
Pembuatan e-KTP di kecamatan ini menggunakan dua set personal computer (PC) (PC) yang dilengkapi alat pindai iris mata, tanda tangan dan sidik jari ditambah kamera. Menurut Subhan, setiap satu PC hanya mampu memproses 200 e-KTP setiap hari. “Dilihat dari kemampuan proses setiap komputer, pembuatan e-KTP itu tidak akan selesai hingga 31 Desember 2011,” ujar Subhan Sahara.
Dia menyesalkan kontraktor pusat yang terlambat menyerahkan satu unit komputer pembuatan e-KTP, padahal jumlah penduduk wajib KTP di Kecamatan Bebesen paling banyak di Kabupaten Aceh Tengah. Jumlah penduduk kecamatan ini sebanyak 39.000 jiwa dan jumlah wajib e-KTP sebanyak 26.000 jiwa. “Jumlah penduduk yang wajib KTP di Kecamatan Bebesen merupakan yang terbanyak di Kabupaten Aceh Tengah,” tandas Camat Bebesan itu.(min)
Editor : bakri
Setelah 2012 Pembuatan e-KTP Tidak Gratis Lagi
Kalimantan Tengah - Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) akan menerapkan Kartu Tanda
Pendudukan Elektronik (e-KTP) pada tahun 2012. Saat penerapannya nanti
akan dilakukan secara massal dan digratiskan alias tidak dipungut biaya.
Karenanya untuk memberikan pemahaman apa itu e-KTP, Rabu (9/11) digelar
sosialisasi dengan mengundang seluruh elemen masyarakat di gedung
serbaguna.
Bupati
Kotim H. Supian Hadi yang membuka sosialisasi e-KTP tingkat Kabupaten
Kotim mengatakan bersama 300 kabupaten/kota di Indonesia, Kotim akan
menerapkan e-KTP di tahun 2012. Dokumen kependudukan ini akan
menggantikan KTP manual yang saat ini masih berlaku.
Dijelaskan
dengan diterapkannya e-KTP banyak manfaat yang didapat. Diantaranya
mencegah dan menutup peluang KTP ganda dan KTP palsu, sehingga
memberikan rasa aman dan kepastian hukum bagi masyarakat. Kedua
mendukung terwujudnya database kependudukan yang akurat, sehingga data
pemilih dalam Pemilu dan Pemilukada yang selama ini sering bermasalah
tidak akan terjadi lagi, dan semua warga negeri Indonesia yang berhak
memilih terjamin hak pilihnya.
Ketiga
mendukung peningkatan keamanan Negara sebagai dampak positif dari
tertutupnya peluang KTP ganda dan KTP palsu, dimana selama ini para
pelaku criminal termasuk teroris, TKI illegal dan perdagangan orang
umumnya menggunakan KTP ganda dan palsu.
Kepala
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kotim HM.
Fahruddin mengatakan dengan sosialisasi e-KTP ini aparat pemerintah
termasuk masyarakat bisa memahami KTP elektronik tersebut.
e-KTP
ini, katanya sebagai pengganti KTP manual yang saat ini masih berlaku
baik yang ditanda tangani oleh camat maupun kepala Disdukcapil.
Sementara dalam e-KTP tidak lagi ditandatangani Kepala Disdukcapil, tapi
langsung ditanda tangani si pemlik KTP.
“dalam
e-KTP kan dilengkapi dengan chip yang didalamnya berisikan biodata
lengkap masing-masing pemilik. Manfaatnya tidak hanya sebagai tanda
pengenal tapi akan lebih multifungsi,” ujar Fahruddin.
Dijelaskan
sesuai jadwal penerapan e-KTP di Kabupaten Kotim akan diberlakukan
April 2012, sementara Februari 2012 akan dilakukan pelatih operator.
“Kita berharap semuanya bisa berjalan sesuai rencana. Untuk peralatan sebagai sudah dikirim dari provinsi,” ucapnya.
Dalam
pembuatannya sendiri nantinya dilaksanakan secara massal. Warga yang
akan membuat e-KTP akan dipanggil menggunakan surat panggilan yang
dikeluarkan masing-masing camat. Misalnya dalam satu hari di Kecamatan
Mentawa Baru Ketapang dipanggil 300 orang. Nah mereka inilah yang
nantinya wajib mendatangi kantor pelayanan.
“Selanjutnya
seperti itu dengan jumlah panggilan yang bervariasi sampai berakhir
tahun 2012. Setelah 2012 pembuatan e-KTP tidak gratis lagi. Dan itu
dibebankan biayanya kepada yang mengurus KTP,” jelasnya. (radar sampit/sampitonline.com)
8 Des 2011
Mendagri Janji RUU Desa Diserahkan Ke DPR Pekan Depan
Jakarta. Mendagri Gamawan Fauzi mengatakan draf RUU Desa saat ini sedang dalam
tahap finalisasi. Dia berjanji draf RUU itu akan dikirim Presiden ke DPR
pekan depan.
"Sinkronisasi seluruh kementerian sudah selesai. Minggu ini saya ajukan ampres-nya kepada presiden," kata Mendagri Gamawan Fauzi di Istana Negara, Jl Veteran, Jakarta, Selasa (6/12/2011).
Dia mengungkapkan, dalam draf RUU Desa tidak ditetapkan prosentase alokasi anggaran untuk desa. Sesuai dengan prinsip otonomi daerah, penganggarannya diatur oleh kabupaten/kotamadya dengan menggunakan anggaran daerah.
"Desa bagian dari kabupaten. Karena dananya dari kabupaten, maka kabupaten yang mengatur alokasi dana ke desa masing-masing," jelas Gamawan.
Mantan Gubernur Sumbar ini yakin cara demikian tidak membebani anggaran kabupaten. Sebab pada kenyataannya pendapatan kabupaten setiap tahun meningkat sehingga bisa memastikan ketersediaan alokasi dana untuk desa.
"Kita harus patuh dengan sistem otonomi daerah. Tidak bisa dari pusat langsung ke desa, terlewati propinsi dan kabupaten. Pemerintah begitu kan tidak ideal," sambungnya.
(Bandung News)
"Sinkronisasi seluruh kementerian sudah selesai. Minggu ini saya ajukan ampres-nya kepada presiden," kata Mendagri Gamawan Fauzi di Istana Negara, Jl Veteran, Jakarta, Selasa (6/12/2011).
Dia mengungkapkan, dalam draf RUU Desa tidak ditetapkan prosentase alokasi anggaran untuk desa. Sesuai dengan prinsip otonomi daerah, penganggarannya diatur oleh kabupaten/kotamadya dengan menggunakan anggaran daerah.
"Desa bagian dari kabupaten. Karena dananya dari kabupaten, maka kabupaten yang mengatur alokasi dana ke desa masing-masing," jelas Gamawan.
Mantan Gubernur Sumbar ini yakin cara demikian tidak membebani anggaran kabupaten. Sebab pada kenyataannya pendapatan kabupaten setiap tahun meningkat sehingga bisa memastikan ketersediaan alokasi dana untuk desa.
"Kita harus patuh dengan sistem otonomi daerah. Tidak bisa dari pusat langsung ke desa, terlewati propinsi dan kabupaten. Pemerintah begitu kan tidak ideal," sambungnya.
(Bandung News)
Pertanyakan Status Motor Inventaris Pemerintahan Desa Yang Lama
Sumedang. Sejumlah kepala desa (Kades) yang tergabung dalam DPC Asosiasi
Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (Apdesi) Kab. Sumedang, kini
mempertanyakan soal status kepemilikan sepeda motor inventaris lama
jenis Honda Win yang dijadikan kendaraan operasional mereka.
Pertanyaan tersebut muncul, menyusul adanya penggantian motor inventaris baru bantuan dari Pemprov Jawa Barat yang telah diterima beberapa hari lalu.
Wakil Ketua DPC Apdesi Kab. Sumedang, Ropendi, kepada “KP”, Rabu (30/11), mengakui, saat ini sebagian Kades memang telah menerima kembali motor inventaris baru bantuan dari Gubernur. Dengan demikian, secara otomatis semua motor inventaris lama kemungkinan besar tidak akan dipergunakan lagi untuk kendaraan operasional Kades, karena selain banyak yang kondisinya sudah rusak, sekitar 270 motor inventaris kades/lurah di Sumedang itu pun saat ini kondisinya sudah tidak layak lagi untuk digunakan kendaraan operasional.
Karena alasan tersebut, kata Ropendi, pihak Apdesi atas nama para Kades di Sumedang, tentu ingin mempertanyakan status kepemilikan motor inventaris lama untuk ke depannya, apakah boleh didum alias dilelang untuk dibeli oleh para Kades yang masih menjabat atau bagaimana.
“Kalau boleh, kami meminta kepada pihak pemerintah, agar semua motor inventaris lama para Kades itu ke depannya supaya bisa dialihkan status kepemilikannya menjadi milik pribadi para Kades dengan cara diperbolehkan untuk dibeli oleh kami sebagai tanda kenang-kenangan semasa kami menjabat sebagai Kades,” kata Ropendi, Kepala Desa Sukamaju yang juga Ketua DPK Apdesi Kec. Rancakalong tersebut.
Permintaan seperti itu dibenarkan juga oleh Ketua DPK Apdesi Kec. Cisitu, Darmo. Malah menurut Darmo, sejauh ini para Kades memang tidak pernah mendapatkan gaji atau pun tunjangan pensiun sebagai tanda jasa mereka selama mengabdi pada masyarakat dan pemerintah. Sehingga, saat Kades itu berhenti, maka secara otomatis tidak akan ada tanda jasa apapun yang bisa dijadikannya kenang-kenangan semasa mereka menjabat sebagai orang nomor satu di desanya.
Karenanya, lanjut Darmo, sangat wajar jika para Kades meminta kepada pihak terkait agar motor inventaris lama tersebut bisa diperbolehkan untuk dibeli oleh para kadesnya masing-masing.
“Walaupun kondisi motornya sudah rusak dan tidak layak lagi, tapi bagi kami motor ini tentu sangat berarti, paling tidak, motor ini bisa menjadi kebanggaan saat kami berhenti jadi Kades kelak,” harapnya. K-25***
(Kabar Priangan)
Pertanyaan tersebut muncul, menyusul adanya penggantian motor inventaris baru bantuan dari Pemprov Jawa Barat yang telah diterima beberapa hari lalu.
Wakil Ketua DPC Apdesi Kab. Sumedang, Ropendi, kepada “KP”, Rabu (30/11), mengakui, saat ini sebagian Kades memang telah menerima kembali motor inventaris baru bantuan dari Gubernur. Dengan demikian, secara otomatis semua motor inventaris lama kemungkinan besar tidak akan dipergunakan lagi untuk kendaraan operasional Kades, karena selain banyak yang kondisinya sudah rusak, sekitar 270 motor inventaris kades/lurah di Sumedang itu pun saat ini kondisinya sudah tidak layak lagi untuk digunakan kendaraan operasional.
Karena alasan tersebut, kata Ropendi, pihak Apdesi atas nama para Kades di Sumedang, tentu ingin mempertanyakan status kepemilikan motor inventaris lama untuk ke depannya, apakah boleh didum alias dilelang untuk dibeli oleh para Kades yang masih menjabat atau bagaimana.
“Kalau boleh, kami meminta kepada pihak pemerintah, agar semua motor inventaris lama para Kades itu ke depannya supaya bisa dialihkan status kepemilikannya menjadi milik pribadi para Kades dengan cara diperbolehkan untuk dibeli oleh kami sebagai tanda kenang-kenangan semasa kami menjabat sebagai Kades,” kata Ropendi, Kepala Desa Sukamaju yang juga Ketua DPK Apdesi Kec. Rancakalong tersebut.
Permintaan seperti itu dibenarkan juga oleh Ketua DPK Apdesi Kec. Cisitu, Darmo. Malah menurut Darmo, sejauh ini para Kades memang tidak pernah mendapatkan gaji atau pun tunjangan pensiun sebagai tanda jasa mereka selama mengabdi pada masyarakat dan pemerintah. Sehingga, saat Kades itu berhenti, maka secara otomatis tidak akan ada tanda jasa apapun yang bisa dijadikannya kenang-kenangan semasa mereka menjabat sebagai orang nomor satu di desanya.
Karenanya, lanjut Darmo, sangat wajar jika para Kades meminta kepada pihak terkait agar motor inventaris lama tersebut bisa diperbolehkan untuk dibeli oleh para kadesnya masing-masing.
“Walaupun kondisi motornya sudah rusak dan tidak layak lagi, tapi bagi kami motor ini tentu sangat berarti, paling tidak, motor ini bisa menjadi kebanggaan saat kami berhenti jadi Kades kelak,” harapnya. K-25***
(Kabar Priangan)
3 Des 2011
Hayono Isman : UU Desa Jangan Dibuat Dengan Tergesa-gesa
Jakarta. Wakil Ketua Komisi I DPR
RI, Hayono Isman menilai adanya pihak yang menganggap pemerintah SBY
Boediono yang dinilai tidak peduli desa karena tidak secepatnya
menyerahkan RUU Desa, adalah kurang pas. “Kepedulian terhadap desa tidak
hanya karena buru buru menyerahkan RUU Desa, Proses sebuah UU tidak
boleh grusa grusu (tergesa-gesa. red), jadi kurang pas kalau
ada penilaian pak SBY tidak peduli desa” kata Hayono yang baru saja
terpilih menjadi Ketua Umum KOSGORO.
Program pro rakyat yang langsung ke desa sangat dari pemerintah cukup banyak. “Program pro rakyat, ekonomi kerakyatan, kesehatan rakyat, KUR, PNPM, KB, posyandu, dan masih banyak yang lainnya adalah bukti keberpihakan pemerintah untuk masyarakat desa” lanjut anggota Dewan Pembina Partai Demokrat ini.
Dalam semangat reformasi dan demokratisasi, tidak ada pembatasan periodisasi perlu dicermati dan perlu pembahasan mendalam. “Demokratisasi di desa tidak harus sama dengan kepemimpinan pusat dan daerah, bisa saja dengan pertimbangan aspirasi lokalitas maka tidak harus kepala desa hanya boleh menjabat dua kali. Tetapi semua ini harus dibahas dan dikaji bersama oleh pemerintah dan DPR. Realitas pedesaan harus didengar oleh wakil wakilnya di DPR” katanya.
Sebaiknya kepala desa tidak menjadi pengurus partai politik. “Kepala desa adalah panutan dan pelindung bagi semua elemen masyarakat desa, maka selayaknya kepala desa tidak menjadi pengurus partai politik. Namun untuk menjadi simpatisan atau anggota partai saya pikir tidak masalah. Saya percaya hampir semua partai sepakat untuk hal ini (larangan menjadi pengurus partai – red)” jelas Hayono saat dihubungi desa merdeka.
Reformasi birokrasi dengan perampingan aparatur di tingkat pusat dan daerah sangat perlu, untuk desa mungin perlu ada pengangkatan / pengisian PNS untuk mendukung pelayanan publik. “Semangat reformasi birokrasi bila dapat dilakukan efisiensi di tingkat pusat dan daerah, maka sangat mungkin dialokasikan PNS di tingkat desa yang tidak cukup hanya sekretaris desa” lanjutnya.
Bicara desa Hayono teringat visi misi nya saat memimpin Generasi Muda Kosgoro tahun 1985, hasil Mubes di desa Kalisoro TawangmanguJjateng. “Saya mengusung semangat kembali ke desa saat terplih memimpin GMK1985, jadi buat saya bicara desa bukan hal yang baru. Dan saya senang sekarang banyak kepala daerah yang mengusung program kembali ke desa” kata Hayono.
Menanggapi isu yang beredar tentang ketidak berpihakan Pemerintah terhadap desa, Hayono berharap masyarakat desa tidak mudah terprovokasi. ”Kita memberi ruang pada harapan dan keinginan masyarakat desa. Saya setuju adanya harapan alokasi dana desa langsung dari pusat, mungkin yang perlu dicermati adalah besaran dan caranya.” kata Hayono mengakhiri pembicaraan . (DSA). Ardena Tinamura.
(Desa Merdeka)
Program pro rakyat yang langsung ke desa sangat dari pemerintah cukup banyak. “Program pro rakyat, ekonomi kerakyatan, kesehatan rakyat, KUR, PNPM, KB, posyandu, dan masih banyak yang lainnya adalah bukti keberpihakan pemerintah untuk masyarakat desa” lanjut anggota Dewan Pembina Partai Demokrat ini.
Dalam semangat reformasi dan demokratisasi, tidak ada pembatasan periodisasi perlu dicermati dan perlu pembahasan mendalam. “Demokratisasi di desa tidak harus sama dengan kepemimpinan pusat dan daerah, bisa saja dengan pertimbangan aspirasi lokalitas maka tidak harus kepala desa hanya boleh menjabat dua kali. Tetapi semua ini harus dibahas dan dikaji bersama oleh pemerintah dan DPR. Realitas pedesaan harus didengar oleh wakil wakilnya di DPR” katanya.
Sebaiknya kepala desa tidak menjadi pengurus partai politik. “Kepala desa adalah panutan dan pelindung bagi semua elemen masyarakat desa, maka selayaknya kepala desa tidak menjadi pengurus partai politik. Namun untuk menjadi simpatisan atau anggota partai saya pikir tidak masalah. Saya percaya hampir semua partai sepakat untuk hal ini (larangan menjadi pengurus partai – red)” jelas Hayono saat dihubungi desa merdeka.
Reformasi birokrasi dengan perampingan aparatur di tingkat pusat dan daerah sangat perlu, untuk desa mungin perlu ada pengangkatan / pengisian PNS untuk mendukung pelayanan publik. “Semangat reformasi birokrasi bila dapat dilakukan efisiensi di tingkat pusat dan daerah, maka sangat mungkin dialokasikan PNS di tingkat desa yang tidak cukup hanya sekretaris desa” lanjutnya.
Bicara desa Hayono teringat visi misi nya saat memimpin Generasi Muda Kosgoro tahun 1985, hasil Mubes di desa Kalisoro TawangmanguJjateng. “Saya mengusung semangat kembali ke desa saat terplih memimpin GMK1985, jadi buat saya bicara desa bukan hal yang baru. Dan saya senang sekarang banyak kepala daerah yang mengusung program kembali ke desa” kata Hayono.
Menanggapi isu yang beredar tentang ketidak berpihakan Pemerintah terhadap desa, Hayono berharap masyarakat desa tidak mudah terprovokasi. ”Kita memberi ruang pada harapan dan keinginan masyarakat desa. Saya setuju adanya harapan alokasi dana desa langsung dari pusat, mungkin yang perlu dicermati adalah besaran dan caranya.” kata Hayono mengakhiri pembicaraan . (DSA). Ardena Tinamura.
(Desa Merdeka)
Semmy Matulessy : Gugatan Ke MK adalah Pintu Untuk Perangkat Desa PNS
Jakarta. Pengacara Semmy Matulessy
yang juga koordinator Gerakan Anti Korupsi Pro SBY menyatakan dalam
memperjuangkan keinginan Perangkat Desa untuk tidak diperlakukan
diskriminasi dan diangkat menjadi PNS seperti Sekretaris Desa.
“Yudisial Review adalah langkah hukum yang paling tepat untuk memperjuangan keinginan perangkat desa untuk di PNS kan” kata Semmy saat ditemui DMC. “UU No 32 Tahun 2004, pada Pasal 202 ayat 2 dan 3 menurut saya adalah bentuk diskriminasi negara terhadap perangkat desa” lanjutnya.
Dijelaskan, sebagaimana disebutkan pada ayat 2, perangkat desa terdiri dari sekretaris desa dan perangkat desa lainnya. Sementara pada ayat 3,sekretaris desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diisi dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang memenuhi persyaratan.
“Hal itu sangat diskriminasi, dan bertentangan dengan UUD Tahun 1945, pada Pasal 28d dan pasal 28i. Ini adalah pintu masuk judisial review ke Mahkamah Konstitusi (MK)” ujar Semmy. Sebagaimana diatur pada UUD Tahun 1945, Pasal 28d disebutkan setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam pemerintahan.
Pada Pasal 28i, setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar apa pun dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif itu.
Perjuangan perangkat desa untuk diperlakukan sama dengan sekdes dan diangkat menjadi PNS yang selama ini telah diperjuangkan melalui aksi dan demonstrasi beberapa kali ke Jakarta terbukti belum efektif. “Dengan mengajukan gugatan ke MK, maka biaya lebh murah dibanding datang ke Jakarta yang telah terbukti tidak efektif dan cenderung jadi komoditas politik” kata Sammy
Semmy mengaku optimistis 80 persen dapat menang, karena sebelumnya telah dilakukan kajian secara mendalam terkait pasal-pasal tersebut..(dsa)
(Desa Merdeka)
“Yudisial Review adalah langkah hukum yang paling tepat untuk memperjuangan keinginan perangkat desa untuk di PNS kan” kata Semmy saat ditemui DMC. “UU No 32 Tahun 2004, pada Pasal 202 ayat 2 dan 3 menurut saya adalah bentuk diskriminasi negara terhadap perangkat desa” lanjutnya.
Dijelaskan, sebagaimana disebutkan pada ayat 2, perangkat desa terdiri dari sekretaris desa dan perangkat desa lainnya. Sementara pada ayat 3,sekretaris desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diisi dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang memenuhi persyaratan.
“Hal itu sangat diskriminasi, dan bertentangan dengan UUD Tahun 1945, pada Pasal 28d dan pasal 28i. Ini adalah pintu masuk judisial review ke Mahkamah Konstitusi (MK)” ujar Semmy. Sebagaimana diatur pada UUD Tahun 1945, Pasal 28d disebutkan setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam pemerintahan.
Pada Pasal 28i, setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar apa pun dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif itu.
Perjuangan perangkat desa untuk diperlakukan sama dengan sekdes dan diangkat menjadi PNS yang selama ini telah diperjuangkan melalui aksi dan demonstrasi beberapa kali ke Jakarta terbukti belum efektif. “Dengan mengajukan gugatan ke MK, maka biaya lebh murah dibanding datang ke Jakarta yang telah terbukti tidak efektif dan cenderung jadi komoditas politik” kata Sammy
Semmy mengaku optimistis 80 persen dapat menang, karena sebelumnya telah dilakukan kajian secara mendalam terkait pasal-pasal tersebut..(dsa)
(Desa Merdeka)
Agun Gunandjar Sudarsa Tidak Setuju UU Desa Dan Status Perangkat Desa
CIAMIS. Tuntutan Persatuan Perangkat
Desa (PPDI) yang menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) bakal jadi
persoalan baru. Hal penting yang harus didukung untuk mengatasi
permasalahan adalah percepatan pembuatan Undang Undang Pembangunan
Masyarakat Perdesaan.
Demikian dikemukakan Ketua Tim Kerja Materi dan Sosialisasi MPRRI, Agun Gunandjar Sudarsa, saat berbicara pada Seminar Empat Pilar Kebangsaan, di Hotel Priangan, Rabu (30/11).
Pembicara lainnya adalah Kepala Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpolinmas) Kab. Ciamis Dicky Erwin dan tokoh masyarakat Odjo Sudjaja Gozali. Kegiatan dihadiri seluruh camat serta kepala desa dan lurah.
“Saat ini PPDI terus berupaya menjadi PNS melalui UU Pemerintahan Desa. Dan saya termasuk yang tidak setuju dengan UU tersebut karena akan memunculkan berbagai permaslahan baru yang lebih pelik. Akan lebih baik menuntaskan UU Pembangunan Masyarakat Perdesaan, itu lebih riil,” katanya.
Dia mengatakan bahwa yang menjadi persoalan utama adalah bukan pada PNS atau non PNS, sebab untuk mingkatkan kesejahteraan tidak mesti PNS, tetapi bagaimana desa mendapatkan kucuran anggaran. Dengan anggaran besar, maka desa bekal lebih maju dan masyarakatnya sejahtera.
“Setelah ada dana masuk desa, sekarang tinggal bagaimana cara mengelolanya. Yang diuntungkan adalah seluruh masyarakat, termasuk di dalamnya adalah perangkat desa,” tutur Agun.
Ia menjelaskan persoalan pelik yang bakal muncul apabila perangkat desa menjadi PNS, di antaranya menyangkut usia, kepangkatan dan jabatan. Permasalahan tidak hanya dialami oleh perangkat desa yang sudah tua, akan tetapi juga yang muda. “Apakah setelah menjadi PNS tetap ada di desa, jika jenjangnya terus ke kecamatan, juga sulit sebab posisi PNS di kecamatan sangat terbatas,” jelasnya.
Agun yang juga anggota Komisi 2 DPRRI menambahkan, yang dibutuhkan untuk membangun desa, adalah bagaimana menggelontorkan uang ke desa. “Langkahnya tentu lebih tepat melalui UU Pembangunan Masyarakat Perdesaan,” kata wakil rakyat daerah pemilihan Ciamis Banjar dan Kuningan tersebut. (A-101/A-26).***
(Pikiran Rakyat / gambar : MPR RI)
Demikian dikemukakan Ketua Tim Kerja Materi dan Sosialisasi MPRRI, Agun Gunandjar Sudarsa, saat berbicara pada Seminar Empat Pilar Kebangsaan, di Hotel Priangan, Rabu (30/11).
Pembicara lainnya adalah Kepala Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpolinmas) Kab. Ciamis Dicky Erwin dan tokoh masyarakat Odjo Sudjaja Gozali. Kegiatan dihadiri seluruh camat serta kepala desa dan lurah.
“Saat ini PPDI terus berupaya menjadi PNS melalui UU Pemerintahan Desa. Dan saya termasuk yang tidak setuju dengan UU tersebut karena akan memunculkan berbagai permaslahan baru yang lebih pelik. Akan lebih baik menuntaskan UU Pembangunan Masyarakat Perdesaan, itu lebih riil,” katanya.
Dia mengatakan bahwa yang menjadi persoalan utama adalah bukan pada PNS atau non PNS, sebab untuk mingkatkan kesejahteraan tidak mesti PNS, tetapi bagaimana desa mendapatkan kucuran anggaran. Dengan anggaran besar, maka desa bekal lebih maju dan masyarakatnya sejahtera.
“Setelah ada dana masuk desa, sekarang tinggal bagaimana cara mengelolanya. Yang diuntungkan adalah seluruh masyarakat, termasuk di dalamnya adalah perangkat desa,” tutur Agun.
Ia menjelaskan persoalan pelik yang bakal muncul apabila perangkat desa menjadi PNS, di antaranya menyangkut usia, kepangkatan dan jabatan. Permasalahan tidak hanya dialami oleh perangkat desa yang sudah tua, akan tetapi juga yang muda. “Apakah setelah menjadi PNS tetap ada di desa, jika jenjangnya terus ke kecamatan, juga sulit sebab posisi PNS di kecamatan sangat terbatas,” jelasnya.
Agun yang juga anggota Komisi 2 DPRRI menambahkan, yang dibutuhkan untuk membangun desa, adalah bagaimana menggelontorkan uang ke desa. “Langkahnya tentu lebih tepat melalui UU Pembangunan Masyarakat Perdesaan,” kata wakil rakyat daerah pemilihan Ciamis Banjar dan Kuningan tersebut. (A-101/A-26).***
(Pikiran Rakyat / gambar : MPR RI)
2 Des 2011
Jabar Pesimistis E-KTP Capai Target
BANDUNG – Pemprov Jawa Barat pesimistis program kartu tanda penduduk
elektronik (e-KTP) yang digulirkan pemerintah pusat akan mencapai
target. Sebab,tidak semua daerah menerima perangkat lengkap, sehingga
menghambat proses pendataan dan pembuatan e- KTP.
“Tahun ini baru dua (Kota Bekasi dan Kota Cirebon) dari 11 kota dan kabupaten yang melaksanakan percontohan program e-KTP. Melihat kondisi terakhir,kami pesimistis di tahun ini e-KTP akan memenuhi target pencapaian,” ujar Kepala Biro Humas, Protokol, dan Umum Pemprov Jabar Ruddy Gandakusumah di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung,kemarin.
Dari 11 kota dan kabupaten itu,target warga yang terlayani sebanyak 12.432.814 orang. Namun, sembilan daerah lainnya yakni Kabupaten Cirebon, Kabupaten Garut,Kabupaten Indramayu, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Ciamis, Kota Depok, Kota Cimahi,dan Kota Sukabumi, belum bisa memulai karena terkendala sarana prasarana.
Berdasarkan data,wajib e-KTP di Kabupaten Cirebon sebanyak 866 jiwa, Kabupaten Garut 193 jiwa, Kabupaten Indramayu 8.717 jiwa, Kota Cimahi 1.831 jiwa, Kota Depok 21.428 jiwa,Kota Sukabumi 21.428 jiwa, Kabupaten Majalengka 270 jiwa, dan Kabupaten Sumedang 10.217 jiwa.“Dari data yang kami terima, warga yang sudah terlayani di dua kota ini baru 72.569 jiwa atau sekitar 0,57% dari angka yang ditargetkan,”katanya.
Menurut dia, perangkat yang ada di Kota Bekasi dan Kota Cirebon hanya mampu melayani 5.100 warga setiap harinya. Jika dihitung sisa waktu 71 hari kalender hingga akhir tahun ini dan didukung jumlah alat, maka wajib e-KTP yang bisa terlayani hanya 362.100 jiwa atau 2,83%.Kendala permasalahan e-KTP di Jabar tidak jauh beda dengan daerah lain yaitu ketidaklengkapan sarana dan prasarana pendukung.
Padahal,masalah sarana dan prasarana seharusnya menjadi tanggungan pemerintah pusat melalui Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) yang bertanggung jawab memegang seluruh pengadaan peralatan e-KTP.“Pengadaan komputer, dokumen, dan tenaga pendamping itu merupakan tanggung jawab pemerintah pusat.
Sementara pemkab dan pemkot hanya menyediakan tempat,karyawan, serta beban listrik,”ujar Ruddy. Dia mengatakan, setiap kecamatan mendapat dua perangkat komputer dan tenaga pendamping. Satu perangkat komputer bisa melayani 18.000 warga.Tahun depan,Pemprov Jabar telah menetapkan seluruh warga harus memiliki e- KTP.Pemprov berharap pemerintah pusat segera menyalurkan perangkat lengkap dan pendampingan kepada seluruh kecamatan yang melayani program e-KTP.
Di Kabupaten Indramayu, minimnya perangkat pembuatan e-KTP yang digulirkan sejak awal Oktober lalu membuat pelayanan pembuatan e-KTP di sejumlah kecamatan menjadi tidak maksimal. Operator e- KTP yang ditempatkan di sejumlah kecamatan mengaku kesulitan memenuhi permintaan pembuatan e-KTP.Masyarakat yang mengajukan pembuatan e- KTP tidak seluruhnya terlayani, karena perangkat yang dikirim dari pemerintah pusat jumlahnya tidak sesuai dengan usulan sebelumnya.
“Kami kewalahan melayani pembuatan e-KTP. Setiap hari kami hanya mampu melayani 50-60 KTP elektronik,” ujar Maria Ulfah, 34, operator e- KTP di Kecamatan Lohbener. Selain itu,operator juga mengeluhkan jam kerja sebagai tenaga kontrak operator e- KTP.Pasalnya, saat perjanjian kerja, jam kerja operator e- KTP mulai dari pukul 08.00- 17.00 WIB.Namun, praktiknya operator e-KTP bekerja mulai dari pukul 08.00-21.00 WIB.
“Jam kerja juga melebihi batas waktu yang ditentukan,namun gaji yang diterima tetap sama,” ungkapnya. Hal senada juga diungkapkan operator e-KTP di Kecamatan Karangampel, Rifai, 21. Menurut dia,tingginya permintaan pembuatan e-KTP membuat operator harus bekerja ekstra.“Kami berharap ada honor tambahan di luar jam kerja,” ucapnya. Operator e-KTP dikontrak selama empat bulan sejak Agustus hingga Desember 2011 dengan gaji per bulannya sebesar Rp950.000.
Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Indramayu Nuradi mengatakan, pelaksanaan KTP elektronik mulai bergulir sejak 1 Oktober lalu di 15 kecamatan.Setiap kecamatan memiliki satu unit alat pembuatan e-KTP elektronik. “Satu unit perangkat e-KTP setiap harinya mencetak maksimal 100 unit KTP,”katanya. atep abdillah kurniawan/tomi indra
seputar-indonesia
gambar : kabarpublik
“Tahun ini baru dua (Kota Bekasi dan Kota Cirebon) dari 11 kota dan kabupaten yang melaksanakan percontohan program e-KTP. Melihat kondisi terakhir,kami pesimistis di tahun ini e-KTP akan memenuhi target pencapaian,” ujar Kepala Biro Humas, Protokol, dan Umum Pemprov Jabar Ruddy Gandakusumah di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung,kemarin.
Dari 11 kota dan kabupaten itu,target warga yang terlayani sebanyak 12.432.814 orang. Namun, sembilan daerah lainnya yakni Kabupaten Cirebon, Kabupaten Garut,Kabupaten Indramayu, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Ciamis, Kota Depok, Kota Cimahi,dan Kota Sukabumi, belum bisa memulai karena terkendala sarana prasarana.
Berdasarkan data,wajib e-KTP di Kabupaten Cirebon sebanyak 866 jiwa, Kabupaten Garut 193 jiwa, Kabupaten Indramayu 8.717 jiwa, Kota Cimahi 1.831 jiwa, Kota Depok 21.428 jiwa,Kota Sukabumi 21.428 jiwa, Kabupaten Majalengka 270 jiwa, dan Kabupaten Sumedang 10.217 jiwa.“Dari data yang kami terima, warga yang sudah terlayani di dua kota ini baru 72.569 jiwa atau sekitar 0,57% dari angka yang ditargetkan,”katanya.
Menurut dia, perangkat yang ada di Kota Bekasi dan Kota Cirebon hanya mampu melayani 5.100 warga setiap harinya. Jika dihitung sisa waktu 71 hari kalender hingga akhir tahun ini dan didukung jumlah alat, maka wajib e-KTP yang bisa terlayani hanya 362.100 jiwa atau 2,83%.Kendala permasalahan e-KTP di Jabar tidak jauh beda dengan daerah lain yaitu ketidaklengkapan sarana dan prasarana pendukung.
Padahal,masalah sarana dan prasarana seharusnya menjadi tanggungan pemerintah pusat melalui Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) yang bertanggung jawab memegang seluruh pengadaan peralatan e-KTP.“Pengadaan komputer, dokumen, dan tenaga pendamping itu merupakan tanggung jawab pemerintah pusat.
Sementara pemkab dan pemkot hanya menyediakan tempat,karyawan, serta beban listrik,”ujar Ruddy. Dia mengatakan, setiap kecamatan mendapat dua perangkat komputer dan tenaga pendamping. Satu perangkat komputer bisa melayani 18.000 warga.Tahun depan,Pemprov Jabar telah menetapkan seluruh warga harus memiliki e- KTP.Pemprov berharap pemerintah pusat segera menyalurkan perangkat lengkap dan pendampingan kepada seluruh kecamatan yang melayani program e-KTP.
Di Kabupaten Indramayu, minimnya perangkat pembuatan e-KTP yang digulirkan sejak awal Oktober lalu membuat pelayanan pembuatan e-KTP di sejumlah kecamatan menjadi tidak maksimal. Operator e- KTP yang ditempatkan di sejumlah kecamatan mengaku kesulitan memenuhi permintaan pembuatan e-KTP.Masyarakat yang mengajukan pembuatan e- KTP tidak seluruhnya terlayani, karena perangkat yang dikirim dari pemerintah pusat jumlahnya tidak sesuai dengan usulan sebelumnya.
“Kami kewalahan melayani pembuatan e-KTP. Setiap hari kami hanya mampu melayani 50-60 KTP elektronik,” ujar Maria Ulfah, 34, operator e- KTP di Kecamatan Lohbener. Selain itu,operator juga mengeluhkan jam kerja sebagai tenaga kontrak operator e- KTP.Pasalnya, saat perjanjian kerja, jam kerja operator e- KTP mulai dari pukul 08.00- 17.00 WIB.Namun, praktiknya operator e-KTP bekerja mulai dari pukul 08.00-21.00 WIB.
“Jam kerja juga melebihi batas waktu yang ditentukan,namun gaji yang diterima tetap sama,” ungkapnya. Hal senada juga diungkapkan operator e-KTP di Kecamatan Karangampel, Rifai, 21. Menurut dia,tingginya permintaan pembuatan e-KTP membuat operator harus bekerja ekstra.“Kami berharap ada honor tambahan di luar jam kerja,” ucapnya. Operator e-KTP dikontrak selama empat bulan sejak Agustus hingga Desember 2011 dengan gaji per bulannya sebesar Rp950.000.
Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Indramayu Nuradi mengatakan, pelaksanaan KTP elektronik mulai bergulir sejak 1 Oktober lalu di 15 kecamatan.Setiap kecamatan memiliki satu unit alat pembuatan e-KTP elektronik. “Satu unit perangkat e-KTP setiap harinya mencetak maksimal 100 unit KTP,”katanya. atep abdillah kurniawan/tomi indra
seputar-indonesia
gambar : kabarpublik
Daur Ulang Sampah Elektronik
Setiap
tahun, 35 juta ton limbah elektronik diekspor ke China. Mereka memecah
sampah dengan tangan kosong, para pekerja keracunan dan mencemari
lingkungan. "Asap dari
komputer terlalu kuat untuk pernapasan", keluh seorang pekerja di
pembuangan sampah. "Saya merasa pusing dan tidak bisa melihat dengan
jelas lagi". Banyak karyawan di pabrik pembuangan elektronik menderita
penyakit pernapasan atau penyakit kulit. Mereka bekerja selama sepuluh
jam sehari, tanpa perlindungan dari bahan kimia berbahaya.
Teknologi yang berkembang pesat, initial cost yang rendah, dan planned obsolescence telah menghasilkan surplus limbah elektronik di seluruh dunia. Dave Kruch, CEO Cas For Laptop, menganggap limbah elektronik sebagai masalah "yang berkembang pesat". Solusi teknis sudah tersedia, tetapi dalam banyak kasus kerangka hukum, suatu sistem birokrasi, logistik, dan layanan lainnya perlu dilaksanakan sebelum solusi teknis dapat diterapkan. Diperkirakan 50 juta ton E-waste dihasilkan setiap Tahun. Amerika Serikat membuang 30 juta komputer setiap tahun dan 100 juta ponsel yang dijual di Eropa setiap tahun. Environmental Protection Agency memperkirakan bahwa hanya 15-20% dari e-waste didaur ulang, sisa elektronik ini langsung ke tempat pembuangan sampah dan insinerator.
Di Amerika Serikat, diperkirakan 70% dari logam berat di pembuangan sampah(landfill) berasal dari elektronik dibuang.Peningkatan peraturan limbah elektronik dan keprihatinan atas kerusakan lingkungan yang dapat dihasilkan dari limbah elektronik beracun telah menaikan biaya pembuangan. Peraturan tersebut menciptakan disinsentif ekonomi untuk menghilangkan residu sebelum ekspor. Kritik terhadap perdagangan elektronik digunakan untuk menjaga para pialang yang terlalu mudah menyebut diri mereka mendaur ulang untuk ekspor diskrining sampah elektronik ke negara-negara berkembang, seperti Cina, India dan bagian Afrika, sehingga menghindari biaya menghapus item seperti tabung sinar katoda buruk (yang pengolahan yang mahal dan sulit). Negara-negara berkembang menjadi yard dump besar e-waste karena hukum mereka lemah.
Para penentang ekspor elektronik berpendapat bahwa standar lingkungan dan tenaga kerja yang lebih rendah, buruh murah, dan tingginya nilai relatif bahan baku menyebabkan transfer kegiatan yang menghasilkan polusi, seperti membakar kawat tembaga di Cina, Malaysia, India, Kenya, dan berbagai negara Afrika. Limbah elektronik yang dikirim ke negara-negara untuk pengolahan, kadang-kadang dilakukan secara ilegal. Banyak laptop dialihkan ke negara berkembang sebagai "pembuangan akhir" Karena Amerika Serikat belum meratifikasi Konvensi Basel Ban Amendment dan tidak memiliki hukum nasional untuk melarang ekspor limbah beracun, Basel Action Network memperkirakan bahwa sekitar 80% dari limbah elektronik diarahkan untuk didaur ulang di AS tidak mendapatkan daur ulang sama sekali, tetapi diletakkan di kapal kontainer dan dikirim ke negara-negara seperti China. Angka ini diperdebatkan oleh EPA, Institute for Scrap Recycling Industri, dan World Reuse, Repair and Recycling Association.
Guiyu di wilayah Shantou China, Delhi dan Bangalore di India serta situs Agbogbloshie dekat Accra, Ghana memiliki area pengolahan limbah elektronik yang tidak terkendali. Pembakar, Pembongkaran, dan pembuangan dapat menyebabkan berbagai masalah lingkungan seperti pencemaran air tanah, polusi atmosfer, atau bahkan pencemaran air baik oleh debit langsung atau karena limpasan permukaan (terutama di dekat daerah pesisir), serta masalah kesehatan termasuk keselamatan dan efek kesehatan antara mereka yang langsung terlibat, karena metode pengolahan limbah. Ribuan pria, wanita, dan anak-anak bekerja dengan teknologi daur ulang primitif, mereka mengeluarkan logam, toner, dan plastik dari komputer dan limbah elektronik lainnya. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa 7 dari 10 anak di daerah ini memiliki terlalu banyak timbal dalam darah mereka.
Pada bulan Juni 2008,kontainer limbah elektronik dari Pelabuhan Oakland Amerika Serikat tujuan Sanshui Distrik di Cina daratan, dicegat di Hong Kong oleh Greenpeace. Keprihatinan atas ekspor limbah elektronik menjadi topik utama pers di India, Ghana, Pantai Gading, dan Nigeria.
Bahan berbahaya dalam limbah elektronik :
- Amerisium: alarm asap (sumber radioaktif).
- Mercury: tabung neon , tilt switch (pinball game, bel pintu mekanis, termostat).
- Sulphur: baterai timbal-asam.
- PCB: sebelum melarang, hampir semua peralatan tahun 1930-an 1970-an, termasuk kapasitor, transformer, isolasi kabel, cat, tinta, dan sealant fleksibel.
- Cadmium: Resistor peka cahaya, paduan tahan korosi untuk lingkungan laut dan penerbangan, baterai nikel-kadmium.
- Lead: solder, CRT monitor kaca, timbal-asam baterai, beberapa formulasi PVC A 15-inch khas tabung sinar katoda mungkin berisi £ 1,5 timbal, tetapi CRT lainnya telah diperkirakan memiliki sampai dengan. 8 £ timbal.
- Berilium oksida: heatsink untuk CPU dan transistor daya, [29] magnetron, windows keramik X-ray-transparan, sirip perpindahan panas dalam tabung vakum, dan laser gas.
- Polivinil klorida Ketiga plastik yang paling banyak diproduksi, mengandung bahan kimia tambahan untuk mengubah konsistensi kimia produk(aditif).
- Timah: solder, lapisan pada komponen memimpin.
- Tembaga: kawat tembaga, dicetak trek papan sirkuit, komponen memimpin.
- Aluminium: hampir semua barang-barang elektronik menggunakan lebih dari beberapa watt daya (heatsink), kapasitor elektrolit.
- Besi: baja chassis, kasus, dan bahan-bahan perlengkapan.
- Germanium: transistorized elektronik (transistor junction bipolar) 1950-1960.
- Silicon: kaca, transistor, IC, papan sirkuit tercetak.
- Nikel: nikel-kadmium baterai.
- Lithium: baterai lithium-ion.
- Seng: plating untuk bagian-bagian baja.
- Emas: plating konektor, terutama dalam peralatan komputer.
Hari
ini usaha daur ulang limbah elektronik di seluruh wilayah di dunia
mengembangkan usaha besar dan konsolidasi cepat. sistem pengolahan
limbah elektronik telah matang dalam beberapa tahun terakhir, setelah
meningkat peraturan, publik, dan pengawasan komersial, dan peningkatan
yang sepadan dalam bunga kewirausahaan. Bagian dari evolusi ini telah
melibatkan pengalihan lebih besar limbah elektronik dari proses
downcycling energi-intensif (misalnya, daur ulang konvensional), di mana
mesin dikembalikan ke bentuk bahan baku. pengalihan Hal ini dicapai
melalui penggunaan kembali dan perbaikan. Manfaat lingkungan dan sosial
kembali membaik dengan berkurangnya permintaan untuk produk baru dan
bahan baku perawan.
Daur
ulang bahan baku dari limbah elektronik dengan metode pengolahan yang
baik adalah solusi yang paling efektif untuk masalah e-waste yang
berkembang. Sebagian besar perangkat elektronik mengandung berbagai
bahan, termasuk logam yang dapat dipulihkan untuk penggunaan masa depan.
Dengan pembongkaran dan memberikan kemungkinan penggunaan kembali,
sumber daya alam utuh dilestarikan dan udara dan polusi air yang
disebabkan oleh pembuangan berbahaya dihindari. Selain itu, daur ulang
akan mengurangi jumlah emisi gas rumah kaca yang disebabkan oleh
pembuatan produk baru. Ini hal baik yang masuk akal dan efisien untuk
mendaur ulang dan melakukan bagian kita untuk menjaga lingkungan hijau.
1 Des 2011
Bank Sampah Bantul Kembali Terima Penghargaan
Setelah sebelumnya meraih penghargaan Kick Andy
Heroes 2010 Metro TV Kategori Perintis Lingkungan dan sejumlah prestasi
lainnya seperti Ashoka Fellow Indonesia 2011 Kategori Social
Entrepreneur atas prestasinya dalam mengelola sampah secara bijaksana,
sekali lagi Bambang Suwerda bersama Bank Sampah "Gimah Ripah" dusun
Badegan, Bantul meraih penghargaan "Greenovation Award 2011" dari Badan
Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Rabu 30 Nopember 2011 di
ruang Auditorium Gedung BPPT lantai 3 Jakarta Pusat. Atas prestasinya
membudayakan dan menyebarluaskan semangat pengelolaan sampah secara
ramah lingkungan dan mensejahterakan rakyat.
Masyarakat Badegan telah dibina dan diajari untuk
biasa mengelola sampah dengan konsep 5 M yaitu mengurangi sampah,
memilah sampah, memanfaatkan sampah, mendaur ulang sampah dan menabung
sampah. Hal tersebut dikatakan Bambang S di rumahnya.
Lebih lanjut dikatakan Bank Sampah "Gemah Ripah" dusun
Badegan berdiri untuk melayani penabung sampah dari masyarakat sekitar
setiap hari Senin, Rabu dan Jumat mulai pukul 15.30 18.00. Penabung
juga memiliki buku tabungan sampah yang disimpan di Bank Sampah yang
dapat digunakan untuk mengambil uang hasil tabungannya tiap tiga bulan
selaki. Sampah yang terkumpul di Bank Sampah secara berkala diambil oleh
pengepul.
Proses pengelolaan sampah ditambah dengan berdirinya
bank sampah oleh masyarakat setempat dinilai sebagai suatu kegiatan yang
mampu meningkatkan kesejahteraan mereka. Apalagi berbagai produk
kerajinan berbahan sampah seperti tas juga dihasilkan. Kenyataan ini
telah menjadikan dusun Badegan sebagai lokasi percontohan tingkat
nasional tentang pengelolaan sampah berbasis komunitas yang rampah
lingkungan dan mampu meningkatkan kesejahteraan.
Kunjungan dari berbagai perguruan tinggi dan daerah
lain sudah sangat banyak bahkan dari luar Jawa. Bambang S sebagai
pemrakarsa Bank Sampah pun akhirnya banyak diminta untuk menularkan
gagasan dan pengetahuannya di berbagai daerah. "Sejak Bank sampah
Berdiri dan dikenal ke luar daerah banyak pihak yang meminta untuk jadi
nara sumber". Sebagai akibatnya, praktik inovatif di dusun Badegan ini
banyak ditiru dan diaplikasikan di banyak tempat di Indonesia.
Hal tersebut yang menjadi pertimbangan dan keputusan
BPPT memberikan penghargaan Greenovation Award 2011 kepada Bambang S
atas pengabdiannya membudayakan dan menyebarluaskan pengetahuan
pengelolaan sampah yang baik.
Setelah menerima penghargaan, secara merendah Bambang S
mengungkapkan bahwa itu semua karya masyarakat Bantul "Penghargaan itu
untuk masyarakat Bantul, saya hanya mewakili untuk menerima" jelasnya.
(Dib)
RT 85 Miliki Bank Sampah Mandiri
BALIKPAPAN. Warga RT 85 Kelurahan Batu Ampar Balikpapan Utara tidak
perlu menunggu waktu lama untuk merealisasikan pendirian Bank Sampah
yang merupakan salah satu program guna terus meningkatkan kebersihan di
kawasannya.
Sejak sebulan lalu, Bank Sampah yang diharapkan berfungsi bukan hanya
sekadar menjadi tempat pembuangan sampah warga, tapi juga memiliki
dampak positif dari keberadaannya yakni dapat meningkatkan sumber
perekonomian warga RT 85 itu sendiri. Hal ini, disampaikan langsung
Ketua RT 85 Batu Ampar Agus Bei saat berkunjung ke redaksi Balikpapan Pos, Selasa (29/11) malam.
Menurut dia, dengan beroperasi Bank Sampah di kawasannya merupakan
bentuk nyata bukan wacana saja. Dan, untuk meningkatkan kesadaran akan
pentingnya menghargai arti sampah dan ikut mendukung Balikpapan Bersih.
Bukan hanya itu, lanjutnya pendirian Bank Sampah Mandiri juga memberikan
profit ke warga itu sendiri. “Alhamdulillah, sejak beroperasi
sebulan lalu. Nasabah Bank Sampah Mandiri terus bertambah. Otomatis
semakin banyak nasabah, semakin banyak keuntungan yang diperoleh
warganya,” kata Agus Bei, yang juga Ketua KNPI Balikpapan Utara.
Lanjut Agus Bei yang juga pencetus ide Bank Sampah Mandiri, lantaran
pembuatannya merupakan hasil swadaya masyarakat RT 85 dan bantuan dari
Wahana Lingkungan Balikpapan bersih (Wahibar) yang begitu peduli dengan
keberadaan Bank Sampah mandiri di RT 85 Batu Ampar. Untuk lahan sendiri,
Agus Bei memanfaatkan lahan kosong.
Keberadaan Bank Sampah Mandiri RT 85 patut menjadi contoh RT lainnya di
Balikpapan, dengan adanya Bank Sampah itu bukan hanya menjadikan sampah
bernilai dengan mendatangkan keuntungan, mampu menarik simpati warga
akan pentingnya buang sampah, secara tidak langsung membantu peran
pemulung dalam mengumpulkan sampah hingga menjadi bernilai jual.
“Metode penjualan sampah bener-bener menguntungkan, setiap satuan
sampah yang telah dibedakan jenisnya, organik dan non organik memiliki
nilai sendiri,” tambahnya.
Untuk menjalankan fungsi Bank Sampah Mandiri tersebut, Agus Bei dibantu
13 anggota lainnya, termasuk 10 orang sebagai penimbang dan pemisah
sampah.
“Nasabah bisa mengambil uang hasil penjualan sampahnya kapan saja. Yang
jelas, semakin banyak tabungan sampahnya semakin banyak tabungan uang
hasil penjualannya,” ucap Agus Bei yang juga berandil besar membawa RT
85 masuk nominasi CGH Award 2010 itu.(bp-7)
Jakarta. Ketua Tim Penggerak PKK Jakpus, Hj Rusmiati meminta agar bank sampah diperbanyak di setiap kelurahan karena sangat membantu penanganan dan pengelolaan sampah di masyarakat.
“Kalau bisa setiap RW mempunyai bank sampah, sehingga sampah lingkungan dapat dikelola dan dimanfaatkan jadi sesuatu yang menghasilkan,” jelas Hj Rusmiati saat mengunjungi RW 02 Kelurahan Kwitang, Senen, kemarin. Hadir Camat Senen, M. Anwar dan Lurah Kwitang, Ishran Prasetiawan.
Istri Walikota Jakpus tersebut meninjau pengelolaan bank sampah di RW 02. Kepada kader-kader PKK di RT dan RW diminta menyosialisasikan kepada warga, agar sampah sebelum dibuang dipilah dahulu.
“Kalau ada sampah bekas botol minuman dapat dikumpulkan dan disetor ke bank sampah sehingga bisa menghasilkan. Saya harap RW lain meniru RW 02 Kwitang,” katanya.
HARGA SAMPAH
Koordinator bank sampah RW 02 Kwitang, Fikri, menjelaskan, bank sampah baru tiga bulan namun banyak warga yang menyetorkan sampahnya. Baik sampah botol bekas minuman mineral, koran bekas, kardus dan lain-lain. Harga beli sampah botol minuman mineral kotor Rp2.000,- dan yang bersih Rp4.000.(tarta/b)
Poskota
gambar : hidayatulloh
Langganan:
Postingan (Atom)